Iman kepada Rasul Allah |
Iman Kepada Rasul Allah
Setiap rasul
yang diutus oleh Allah Swt. membawa ajaran yang sama yakni ajaran tauhid.
Ajaran tauhid ini bersumber dari Allah Swt. , Tuhan Yang Maha Esa. Umat-umat
terdahulu menerima ajaran yang dibawa para rasul, karena mereka meyakini
kebenarannya. Para nabi dan rasul menghadapi umat yang memiliki karakteristik
berbeda satu sama lain. Meski demikian, setiap risalah dari para rasul pasti
akan mendapat tantangan dan hambatan dari sebagian umatnya. Kebenaran ajaran
Islam tidak serta merta diterima oleh umat manusia dengan lapang dada. Para
rasul menghadapinya dengan kesabaran dan penuh kasih sayang.
Baca juga: Rukun Iman
Allah Swt. mengkaruniakan sifat-sifat mulia dalam diri rasul untuk bekal dakwah. Para rasul membimbing manusia ke jalan yang benar, yakni jalan yang diridhai Allah Swt. Tidak sedikit manusia yang justru mengingkari kebenaran ajaran yang dibawa oleh para rasul. Pengingkaran tersebut berakibat kepada diri mereka sendiri. Mereka akan hidup dalam kekafiran dan kelak akan dimasukkan ke neraka. Untuk lebih memahami materi beriman kepada Rasul Allah, simaklah artikel berikut ini!
A.
Makna Iman
Kepada Rasul
Allah Swt. memiliki kekuasaan mutlak
untuk memilih seorang rasul diantara hamba-hamba-Nya. Seorang rasul berjenis
kelamin laki-laki, shalih, sehat jasmani dan ruhaninya, memiliki akal yang
cerdas dan sempurna, mampu mengendalikan diri dari perbuatan dosa (‘ismah), serta
berasal dari keturunan orang shaleh. Setiap rasul memiliki sifat-sifat mulia
yang wajib dimiliki oleh seorang rasul. Sifat-sifat tersebut adalah :
1. Sidiq
Sidiq artinya jujur atau benar, dan mustahil seorang nabi dan rasul
memiliki sifat kizib (dusta). Setiap perkataan nabi dan rasul selalu
benar, tidak mungkin mereka berkata dusta. Jika mereka dusta tentulah akan
menyesatkan umat manusia.
Baca juga: Iman kepada Allah
2. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya. Mustahil nabi dan rasul bersifat khianat
(penipu). Karena jika para nabi adalah seorang penipu, sudah pasti akan
ditolak dan dihancurkan oleh umatnya sendiri.
Baca juga: Iman kepada Malaikat Allah
3. Tablig
Tablig artinya menyampaikan ajaran-ajaran Allah Swt. kepada umat manusia.
Mustahil para nabi bersifat kitman,yakni menyembunyikan dan tidak
menyampaikan ajaran Allah yang diterimanya kepada umat manusia.
Baca juga: Iman kepada Kitab Allah
4. Fathanah
Fathanah artinya cerdas atau cerdik. Para rasul memiliki
kecerdasan tinggi, sehingga bisa memahami keadaan umatnya, berdialog dengan
orang kafir, dan menyelesaikan masalah yang muncul ditengah-tengah umat.
Mustahil para nabi bersifat bodoh (baladah).
Baca juga: Iman kepada Hari Akhir
Disamping itu, rasul juga memiliki sifat jaiz, yaitu sifat kemanusiaan (al-ardul basyariyah). Artinya seorang rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus, sakit, dan sebagainya. Bahkan seorang rasul juga meninggal dunia seperti manusia pada umumnya.
Artinya : “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”
Baca juga: Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada rasul-rasul Allah berarti meyakini
sepenuh hati bahwa Allah mengutus para rasul untuk menyampaikan ajaran-Nya
kepada umat manusia agar selamat dunia dan akhirat. Ada persamaan dan perbedaan
antara nabi dan rasul. Keduanya sama-sama menerima wahyu dari Allah Swt. Setiap
rasul sudah pasti seorang nabi, tetapi tidak setiap nabi menjadi rasul. Seorang
nabi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu kepada umat manusia.
Sedangkan seorang rasul berkewajiban menyampaikan wahyu kepada umat manusia. Rasulullah
Saw. pernah bersabda mengenai jumlah nabi dan rasul dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abi Zar r.a. bahwa Rasulullah Saw. ketika
ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab: “Jumlah para nabi itu
adalah 124.000 nabi, sedangkan jumlah rasul 315”.
Tidak
semua rasul dikisahkan dalam al-Qur’an, akan tetapi hanya 25 rasul saja. Hal
ini sesuai firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Mu’min/40 : 78 berikut ini :
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil”.
Seorang rasul
pasti mendapat mukjizat dari Allah Swt. sebagai bukti status kenabian mereka.
Mukjizat adalah kejadian luar biasa yang tidak bisa dijelaskan melalui hukum
sebab akibat. Semua mukjizat datangnya dari Allah, murni pemberian Allah, dan
tidak bisa ditiru oleh makhluk-Nya. Adakalanya mukjizat diberikan Allah kepada
para nabi-Nya sebelum sang nabi tersebut menghadapi musuh. Seperti mukjizat
yang diberikan Allah kepada nabi Musa a.s. sebelum menghadapi Fir’aun. Nabi
Musa a.s. diberi mukjizat berupa tongkat bisa berubah menjadi ular, tangan
dimasukkan ke kerah baju ketika dikeluarkan memancarkan cahaya putih, dan nabi
Musa a.s. diminta mendekapkan kedua tangan saat ketakutan. Setelah itu, barulah
nabi Musa a.s. mendapat perintah untuk menghadapi Fir’aun (lihat dan baca Q.S.
Qashash/28 : 30-32).
Ada juga
mukjizat yang diberikan Allah kepada para rasul karena permintaan orang-orang
kafir yang menentangnya. Seperti mukjizat nabi Shaleh a.s. yang mampu
menjadikan onta dari sebongkat batu besar. Saat itu kaum Tsamud meminta nabi
Shaleh a.s dengan nada menantang agar menciptakan onta dari batu besar.
Kemudian nabi Shaleh a.s berdoa dan dikabulkan oleh Allah Swt. Akhirnya dari
batu besar tersebut keluarlah seekor onta besar.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al-Qur'an ketika (Al-Qur'an) itu disampaikan kepada mereka (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah Kitab yang mulia,(41) (yang) tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana, Maha Terpuji (42)”
B. Tanda-tanda Beriman kepada Rasul Allah Swt.
Seseorang yang beriman kepada
rasul-rasul Allah akan memiliki tanda-tanda tertentu. Diantara tanda-tanda
beriman kepada rasul-rasul Allah Swt. adalah sebagai berikut :
1. Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. memiliki hak mutlak untuk memilih seorang rasul (utusan) dari hamba-hamba-Nya yang shaleh. Setiap umat telah diutus pemberi peringatan kepada mereka dan menjelaskan ajaran tauhid. Allah Swt. berfirman dalam Q.S Yunus/10: 47
Artinya : “Dan setiap umat
(mempunyai) rasul. Maka apabila rasul mereka telah datang, diberlakukanlah
hukum bagi mereka dengan adil dan (sedikit pun) tidak dizalimi”.
2. Meyakini sepenuh hati bahwa rasul memiliki tugas menyampaikan risalah dari Allah kepada umat manusia agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Para rasul juga memiliki tugas untuk mengajak umatnya untuk mengesakan Allah, memberi kabar gembira kepada orang mukmin, memberi peringatan kepada orang kafir, membersihkan jiwa manusia, serta sebagai hujjah bagi manusia. Allah Swt. berfirman dalam Q.S an-Nahl/16:36 berikut ini
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul)”.
3. Meyakini sepenuh hati bahwa rasul
adalah manusia utama pilihan Allah Swt. yang memiliki sifat-sifat mulia (sidiq,amanah,tablig
dan fatanah), dan mustahil bersifat kizib, khianat, kitman dan baladah.
(lihat Q.S. Maryam/19:41, Q.S. Ali Imran/3:79, Q.S. al-Maidah/5: 67, dan Q.S.
al-Baqarah/2:258)
4. Meyakini bahwa diantara 25 nabi yang
wajib diketahui, ada lima nabi yang termasuk ulul azmi, yakni nabi Nuh
a.s., Ibrahim a.s., Musa a.s., Isa a.s. dan nabi Muhammad Saw. Ulul azmi
berarti memiliki keteguhan hati, keuletan,
dan ketabahan yang luar biasa. Allah Swt. berfirman dalam Q.S
al-Ahqaf/46: 35 berikut ini:
5. Meyakini sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah rasul terakhir, penutup para nabi. Ajaran rasulullah Saw. merupakan penyempurna dari ajaran para nabi sebelumnya. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. al-Maidah/5:3 berikut ini:
Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”.
6.
C.
Contoh
Penerapan Perilaku Beriman Kepada Rasul Allah Swt
Contoh-contoh perilaku beriman
kepada rasul-rasul Allah Swt. antara lain sebagai berikut:
1. Memegang teguh nilai-nilai tauhid
yang diajarkan para rasul dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memegang teguh
ketauhidan maka akan terhindar dari perbuatan syirik.
2. Bersikap toleran kepada sesama umat
Islam dan umat agama lain, sebagaimana ajaran para rasul bahwa tidak ada
paksaan dalam beragama. Toleran kepada sesama umat Islam dapat dilakukan dengan
menghargai perbedaan pendapat dan penafsiran tentang ilmu fiqih, dan lain-lain.
Sedangkan sikap toleran kepada umat agama lain dapat dilakukan dengan
menghargai keyakinannya.
3. Menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya
sebagaimana yang tertuang dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Rasul-rasul Allah
merupakan manusia paling taat kepada Allah Swt.
4. Mencintai Allah dan rasul-Nya
melebihi cintanya kepada apapun dan siapapun. Kecintaan seperti ini akan
mendatangkan kebahagiaan batin yang hakiki.
5. Tabah, ulet dan selalu optimis dalam
melakukan ikhtiar meraih kehidupan yang berkualitas.
0 Response to "Iman Kepada Rasul Allah "
Posting Komentar