Iman kepada Kitab Allah |
Iman kepada Kitab Allah
Apakah anda pernah mengikuti kegiatan pramuka? Dalam kegiatan tersebut biasanya ada kegiatan jelajah alam. Dalam kegiatan tersebut biasanya kita menempuh rute tertentu yang sudah ditentukan dan kita hanya dibekali peta sebagai petunjuk yang harus diikuti. Ketika kita mengikuti petunjuk itu dengan benar maka kita akan dapat melalui rute tersebut dan sampai pada finis yang telah ditentukan. Tetapi sebaliknya ketika kita mengabaikan petunjuk tersebut maka kita pasti tersesat, kalaupun kita sampai ke finis kita pasti tertinggal dengan regu lainnya. Itu artinya betapa pentingnya sebuah petunjuk.
Baca juga: Rukun Iman
Dari
ilustrasi kegiatan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa petunjuk sangat
diperlukan ketika kita sedang dalam perjalanan mencapai suatu tujuan. Allah Swt. telah menciptakan manusia sebagai khalifah
fil ardl (pengelola bumi). Agar
dapat menjalankan misi tersebut dengan baik, Allah Swt. telah memberikan
petunjuk yang jelas melalui kitab-kitab-Nya yang diturunkan kepada nabi dan
rasul-Nya. Kepada umat nabi Musa as. Allah
menurunkan kitab taurat, untuk umat nabi Dawud as. Allah menurunkan kitab
Zabur, kepada umat nabi Isa as. diturunkan
kitab injil dan kepada umat nabi Muhammad Allah menurunkan kitab suci al Qur’an.
Tidak hanya itu Allah juga menurunkan suhuf
kepada nabi dan rasul yang lain. Semua kitab yang telah Allah turunkan tersebut
merupakan petunjuk bagi manusia dalam menjalani perjalanan hidupnya agar
selamat di dunia puncak kehidupan, yaitu alam akhirat.
Allah Swt. berfirman:
Artinya: Itulah Kitab (al-Qur’an) Ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (QS.
Al-Baqarah/2:2)
Baca juga: Iman kepada Allah
Sebagai
seorang mukmin kita wajib mengimani semua kitab yang Allah turunkan. Marilah kita pelajari beberapa kitab-Kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi dan Rasulnya dalam artikel berikut!
Baca juga: Iman kepada Malaikat Allah
A. Makna Iman
kepada Kitab Allah
1. Pengertian Iman kepada Kitab Allah
Kita seringkali mendengar kata iman. Tahukah anda pengertian iman? Iman artinya yakin atau percaya. Kata iman berasal dari bahasa Arabإِيْمَان يُؤْمِنُ - - أٰمَنَ artinya percaya. Menurut istilah, iman adalah kepercayaan yang meresap dalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur keraguan, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku dan perbuatan sehari-hari. Iman kepada kitab Allah berarti mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para nabi dan rasul yang berisi wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia.
Baca juga: Iman kepada Rasul Allah
Bagaimana
cara mengimani kitab-kitab Allah tersebut? Ada dua cara yang bisa kita lakukan,
yaitu:
a. Terhadap kitab al-Qur’an
kita harus meyakini bahwa Allah Swt. telah menurunkan al-Qur’an yang
kebenarannya murni dan mutlak dan kita berusaha untuk mempelajari, memahami dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Terhadap
kitab-kitab sebelumnya kita harus meyakini bahwa Allah Swt. telah menurukan
kitab-kitab tersebut, tanpa harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan seandainya kitab-kitab tersebut (Taurat, Zabur, dan Injil) yang ada
sekarang masih asli dari Nabi terdahulu, maka kita tetap tidak boleh
mengikutinya, karena kitab-kitab tersebut diturunkan khusus kepada umat nabi terdahulu
dalam tempo yang terbatas, dan kitab-kitab tersebut sudah di nasakh
(dihapus) oleh al-Qur’an.
Baca juga: Iman kepada Hari Akhir
Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah salah satu rukun iman yang ketiga. Untuk itulah, kita sebagai umat Islam wajib percaya dan meyakini dengan sungguh-sungguh akan kebenaran semua kitab Allah yang telah diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Baca juga: Iman kepada Qada dan Qadar
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah
beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada
rasul-Nya serta Kitab yang Allah turunkan sebelumnya ….” (Q.S. an-Nisa/4: 136)
Inti dari
semua kitab Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya adalah tauhid (mengEsakan Allah Swt.). Namun, tata
cara penyembahan atau syariat yang terdapat didalamnya berbeda-beda. Sebagai
seorang muslim, kita diwajibkan beriman kepada semua kitab-kitab Allah Swt.,
namun menjalankan isi kitab yang memuat tuntunan Allah Swt. pada zaman kita.
Karena risalah para Nabi dan Rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw. yang
termuat dalam kitab-kitab terdahulu hanyalah ditujukan untuk umat tertentu pada
zaman lampau, misalnya kitab Injil yang hanya ditujukan untuk Bani Israil.
Tetapi kitab-kitab terdahulu tersebut tidak lagi mengikat kaumnya setelah
turunnya al-Qur’an. Karena al-Qur’an menyempurnakan ajaran-ajaran kitab-kitab
terdahulu dan merupakan kitab suci yang terakhir, diturunkan kepada Nabi
terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw.
2. Kitab dan suhuf
Tentunya anda tidak asing lagi dengan kata kitab dan suhuf.
Apakah kitab dan suhuf itu? Apa persamaan dan perbedaan antara keduanya? Serta siapa saja Nabi atau Rasul yang menerimanya? Menurut bahasa, kitab berasal dari
bahasa Arab ka-ta-ba yang berarti menulis, kemudian kitaban yang
berarti tulisan. Secara istilah kitab adalah wahyu Allah Swt. yang disampaikan
kepada para Rasul yang telah berbentuk buku. Sedangkan suhuf berasal dari kata sahifah
yang berarti lembaran. Suhuf adalah firman Allah Swt. yang di turunkan kepada
para Nabi atau Rasul-Nya yang berisi hukum-hukum sebagai petunjuk dan pedoman
dalam menjalankan agamanya dan masih dalam bentuk lembaran-lembaran. Ada beberapa
perbedaan antara kitab dan suhuf sebagaimana tabel berikut:
Persamaan |
Perbedaan |
1. Kitab dan
suhuf sama-sama merupakan wahyu Allah Swt. 2. Kitab dan
suhuf sama-sama diturunkan kepada Nabi dan Rasul. |
1.
Isi kitab
lebih lengkap dari pada suhuf. 2. Kitab
dibukukan sedangkan suhuf dalam bentuk lembaran-lembaran. 3. Masa
berlakunya kitab lebih lama dibandingkan dengan suhuf. |
Allah Swt. menurunkan kitab dan suhuf tak lain adalah agar digunakan
sebagai pedoman hidup bagi manusia menuju jalan hidup yang benar, yaitu jalan
yang diridhai-Nya. Petunjuk tersebut
sangat penting sebagai pedoman hidup bagi Rasul yang diutus saat itu beserta
umatnya masing-masing. Allah Swt. menurunkan kitab suci kepada Nabi dan Rasul-Nya
disesuaikan pada kondisi umat saat itu, sehingga tidak heran jika dalam hal
syariat, masing-masing Nabi dan Rasul ada perbedaan. Namun demikian, dalam
masalah tauhid, semua kitab yang diturunkan kepada Nabi dan Rasulnya tetap
sama, yaitu menyembah hanya kepada Allah Swt. Berikut ini adalah kitab dan
suhuf yang diturunkan Allah kepada Nabi dan Rasulnya:
a. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kitab suci
yang diturunkan oleh Allah swt. kepada nabi Musa as. ketika sedang bermunajat
di bukit Thursina atau gunung Sinai. Taurat berarti hukum atau atau syari’at. Kitab Taurat
diturunkan dengan bahasa Ibrani dan berisi undang-undang, syariat atau
peraturan. Kitab Taurat hanya berlaku sebagai
pedoman dan petunjuk bagi Bani Israil.
Allah swt. berfirman:
Artinya
: “Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab Taurat
itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil
penolong selain aku. (Q.S.
al-Isra’/17: 2)
Isi pokok kitab Taurat disebut the
ten commandments (sepuluh perintah Tuhan) tentang asas-asas keyakinan (akidah) dan kebaktian
(syariat). Kesepuluh perintah tersebut adalah:
1)
Perintah
mengEsakan Allah Swt.
2)
Larangan menyembah
patung dan berhala.
3)
Perintah menyebut
nama Allah Swt. dengan hormat.
4)
Perintah
menyucikan hari Sabtu.
5)
Perintah
menghormati ayah dan ibu.
6)
Larangan membunuh
sesama manusia.
7)
Larangan berbuat
zina.
8)
Larangan mencuri.
9)
Larangan berdusta
(kesaksian palsu).
10) Larangan memiliki barang orang lain dengan cara yang
tidak benar.
b. Kitab Zabur
Kitab zabur diturunkan kepada nabi Daud as. Kitab zabur
diturunkan dengan bahasa Qibti dan
dijadikan sebagai pedoman Bani Israil atau umat Yahudi. Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yaitu
nyanyian rohani atau pujian yang dianggap suci yang berasal dari Nabi Daud as.,
dzikir, nasehat dan hikmah serta tidak memuat
hukum-hukum atau syariat yang baru, karena Nabi Daud as. Meneruskan Syariat
Nabi Musa, sehingga ia diperintahkan oleh Allah Swt. untuk
mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa as. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “…. dan kami Telah memberikan wahyu (pula)
kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus,
Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud. (Q.S. an-Nisa/4:163)
c. Kitab Injil
Kitab injil diturunkan Allah kepada nabi Isa as dalam bahasa
Suryani. Kitab ini diwahyukan di
Yerussalem (Israel) untuk menjadi pedoman bagi kaum Nabi Isa as., yakni kaum
Nasrani. Isi pokok kitab injil sama dengan kitab-kitab yang diturunkan
sebelumnya, menghapus hukum-hukum yang tertera dalam kitab Taurat yang tidak
sesuai pada zaman itu. Namun, kitab Injil yang asli saat ini tidak diketahui
lagi keberadaannya. Diantara isi pokok kitab ini meliputi :
1) Perintah untuk kembali mengEsakan Allah Swt. Dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
2) Ajaran hidup zuhud
dan menjauhi kerakusan terhadap dunia.
3) Membenarkan keberadaan Kitab Taurat.
4) Menghapus beberapa hukum dalam Kitab
Taurat yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
5) Menjelaskan bahwa kelak akan datang
kembali Rasul terakhir bernama Ahmad atau Muhammad untuk menyempurnakan ajaran para pendahulunya.
Allah
swt. berfirman:
Artinya: dan kami Telah memberikan kepadanya Kitab
Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. dan menjadi petunjuk
serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa. (Q.S. al-Maidah/5: 46)
d. Kitab al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab terakhir yang merupakan kitab penyempurna terhadap kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi Muhammad saw. sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk tersebut serta sebagai pembeda antara yang hak dan yang batil. Al-Qur’an diturunkan Allah menggunakan bahasa Arab. Turunnya al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an yang bertepatan dengan bulan Ramadhan sebagaimana Allah Swt. berfirman:
Artinya:
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil) ….. “ (Q.S. al-Baqarah/2: 185)
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui
Malaikat Jibril secara berangsur-angsur (mutawatir) selama 22 Tahun, 2 Bulan,
dan 22 hari. Terdiri dari 30 Juz, 144 Surah, dan 6666 ayat. Ayat pertama turun
adalah surah al-A’laq ayat 1-5 diturunkan pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M di
Gua Hira ketika Nabi Muhammad saw. sedang berkhalwat. Pada saat itu pula Nabi Muhammad saw. dinobatkan sebagai Rasulullah
(utusan Allah) untuk menyampaikan risalahnya kepada seluruh umat manusia. Ayat
yang terakhir turun adalah surat al-Maidah ayat 3 yang diturunkan pada tanggal
9 Dzul Hijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah ketika beliau manunaikan haji
wada’ (haji perpisahan), dan setelah beberapa hari menerima wahyu tersebut,
beliau wafat.
Berbeda dengan
kitab-kitab sebelumnya, isi pokok al-Qur’an lebih luas cakupannya, meliputi berbagai
aspek kehidupan manusia yaitu: aqidah (keimanan), akhlaq (budi
pekerti), ibadah (pengabdian makhluk kepada sang Khaliq), mu’amalah
(hal-hal yang berkaitan dengan hubungan kehidupan bermasyarakat), dan tarikh
(sejarah).
Al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. sebagian isinya menghapus sebagian
syari’at yang tertera dalam kitab-kitab terdahulu dan melengkapinya dengan
hukum yang sesuai dengan hukum syariat yang sesuai dengan perkembangan zaman
sehingga keabadiannya sepanjang masa dan berlaku bagi umat manusia sampai akhir
zaman. Posisi al-Qur’an sebagai pembenar (mushaddiq) dan verifikator (muhaimin)
terhadap kitab-kitab yang lain terdapat dalam ayat berikut:
Artinya: Dan Kami
telah menurunkan Kitab (al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa
kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang ditu-runkan sebelumnya dan menjaganya (Q.S. al-Maidah/5: 48)
Al-Qur’an sebagai penyempurna dari kitab-kitab yang telah
turun sebelumnya, maka al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya:
a) Al-Qur’an
ditujukan kepada seluruh umat manusia dan berlaku untuk segala zaman.
Artinya:
(Al-Qur’an) Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali Imran/3: 138).
b) Al-Qur’an sebagai kitab suci yang terakhir
dan dijamin keasliannya oleh Allah Swt.
Artinya: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Q.S. al-Hijr/15: 9).
c) Al-Qur’an tidak dapat ditiru atau dimasuki
ide-ide manusia yang ingin menyimpangkannya, karena Allah selalu menjaganya.
Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) al-Qur'an ini, mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain.” (Q.S. al-Isra’/17: 88).
d) Al-Qur’an turun dalam bahasa Arab yang susunan kalimatnya sangat indah.
Artinya: Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf/12:2).
e)
Al-Qur’an
bisa menjadi penolong yang membacanya kelak di akhirat.
عَنْ عَلِيِّ ابْنِ طَالِبٍ رَضِيَ اللّٰه عَنْهُ قَالَ:قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ الْقُرْاٰنَ وَاسْتَظْهَرَهُ، فَأَحَلَّ حَلَالَهُ
وَحَرَّمَ حَرَامَهُ، أَدْخَلَهُ اللّٰهُ بِهِ الْجَنَّةِ (رواه التّرمذي)
Artinya: Ali bin Abi Thalib ra. Berkata: Rasulullah saw. Bersabda:
Barangsiapa yang membaca al-Qur’an dan menampakkannya dengan menghalalkan apa
yang dihalalkan dan mengharamkan apa yang diharamkannya, maka Allah Swt. akan
memasukkan orang tersebut kedalam surga (H.R. Turmudzi).
f) Membacanya dihitung sebagai ibadah, serta masih banyak lagi
keistimewaan-keistimewaan al-Qur’an yang lainnya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : تَعَلَّمُوْا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُوْنَ بِتِلاَوَتِهِ
بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ
بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ. (رواه الدارمي)
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah al Qur’an ini, karena sesungguhnya kalian diganjar
dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم
, akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.”
(H.R. ad-Darimy).
Allah Swt selain
menurunkan kitab, juga menurunkan beberapa suhuf kepada Nabi
dan Rasulnya. Diantara nabi dan rasul yang menerima suhuf adalah
nabi Adam as, nabi Syis as, nabi Idris as, nabi Ibrahim as dan nabi Musa as. Jumlah suhuf yang diturunkan Allah
swt. Ada 100 suhuf. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:
1)
Nabi
Syis as : 50
suhuf
2)
Nabi
Idris as : 30
suhuf
3)
Nabi
Ibrahim as : 10 suhuf
4) Nabi Musa as : 10 suhuf
B. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Kitab Allah
Setelah kita memahami pembahasan tentang kitab dan suhuf
yang telah Allah Swt. turunkan kepada Nabi dan Rasul-Nya serta bagaimana cara
kita mengimaninya, sekarang mari kita memahami perilaku yang seharusnya
dimiliki oleh seorang yang beriman kepada kitab suci tersebut. Sebagai seorang
mukmin, kita harus memiliki perilaku yang mencerminkan keimanannya terhadap
kitab Allah swt, di antaranya:
a. Rajin membaca
al-Qur’an dengan berusaha memperbaiki bacaan secara fasih dan tartil serta
memahami makna yang terkandung didalamnya. Sebagai seorang muslim kita harus
menyukai membaca kitab suci, karena tiada perkataan yang lebih mulia daripada
bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Selain itu, kita harus berupaya mempelajarinya
secara mendalam ilmu-ilmu tajwidnya, serta makna yang terkandung didalam kitab
al-Qur’an.
b. Berusaha
mengamalkan isi kandungan kitab al-Qur’an alam kehidupan sehari-hari. Tunduk
kepada hukum yang ada di dalam kitab suci al-Qur’an dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Inilah yang paling utama dikarenakan ruh al-Qur’an harus berada dalam
dari umat Islam sehingga kita
mampu menjadi umat yang terbaik.
c. Berusaha
mendakwahkan isi kandungan al-Qur’an kepada orang lain. Berapapun ilmu yang
kita peroleh hendaknya kita sampaikan kepada orang lain baik
di lingkungan keluarga sendiri maupun masyarakat.
C. C. Hikmah
Beriman kepada Kitab Allah
Keimanan bukanlah semata-mata ucapan yang
keluar dari bibir dan lidah atau keyakinan dalam hati saja, tetapi keimanan
yang sebenar-benarnya merupakan upaya menggapai hidayah, mendekatkan diri
kepada Allah Swt. dan beraktifias selayaknya aktivitas hamba Allah Swt. yang
saleh. Sehingga wujud kita mengimani kepada kitab-kitab Allah Swt. dapat
membentuk jiwa dan watak manusia menjadi positif serta mewujudkan dalam bentuk
perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Diantara hikmah beriman kepada kitab Allah swt. diantaranya sebagai
berikut:
1. Meningkatnya ketaatan kita kepada semua perintah Allah sehingga hidup kita akan lebih terarah dan tidak akan tersesat di dunia maupun akhirat. Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ
كَـثِـيْرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَـرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمْرَيــْنِ
لَـنْ تَضِلُّـوْا مَا تَــمَسَّكْـتُمْ بِـهِمَا: كِـتَابَ اللهِ وَ سُنَّـةَ
نَـبِـيِّهِ. )ابن عبد البر(
Artinya: Dari Katsir bin Abdullah dari ayahnya dari
kakeknya RA, ia berkata: Rasulullah saw. pernah bersabda : “Aku telah
meninggalkan pada kamu sekalian dua perkara yang kamu tidak akan sesat selama
kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya”.
(H.R. Ibnu Abdil Barr).
2. Meningkatnya akhlak kita sehingga hidupnya kita akan
terjaga dari penyakit jasmani dan rohani serta dapat menumbuhkan rasa
cinta kita terhadap sesama. Allah Swt.
berfirman:
Artinya: Wahai manusia!
Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh
bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman. (Q.S. Yunus/10: 57)
3. Akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Dengan iman, manusia akan
mendapatkan martabat yang tinggi dan tingkatan yang mulia di sisi Allah. Di dalam
al-Qur’an, Allah telah menjanjikan dengan tegas kepada orang-orang yang
beriman baik laki-laki maupun perempuan
akan diberi pahala berupa surga yang didalamnya terdapat kesenangan,
ketenangan, kesejahteraan dan kenikmatan abadi sebagaimana didalam surat at-Taubah
ayat 72. Rasulullah saw. Juga bersabda :
عَنْ أبي
أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُول: اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ.
(رواه مسلم)
Artinya: Abu Umamah al-Bahili ra
berkata : Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bacalah al-Qur’an karena ia
akan memberikan syafaat kepada para pemiliknya. (H.R.
Muslim)
4. Menambah rasa syukur kita kepada Allah atas kesempurnaan rahmatnya, yang mana telah memberi petunjuk bagi kita melalui kitab suci yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya sesuai dengan zamannya masing-masing sehingga kita dapat menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
0 Response to "Iman kepada Kitab Allah"
Posting Komentar