Iman kepada Hari Akhir

Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir

Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Ungkapan ini menegaskan bahwa semua makhluk hidup di dunia ini pasti akan menemui ajalnya, termasuk manusia. Manusia yang telah mati akan memasuki alam kubur (alam barzakh) untuk menunggu datangnya hari kiamat. Dengan datangnya hari kiamat, fase kehidupan berikutnya adalah fase kehidupan alam akhirat. Amal perbuatan manusia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Pada hari itu amal perbuatan manusia dihitung dan ditimbang untuk menentukan posisinya di surga atau neraka. Bagi manusia yang memiliki banyak amal shaleh, pastilah ditempatkan di surga. Sebaliknya, bagi manusia yang selalu maksiat, nerakalah tempatnya. Inilah yang disebut sebagai hari pembalasan bagi manusia, dan Allah Swt. adalah hakim yang seadil-adilnya.


Baca juga: Rukun Iman


    Bagi orang beriman, semua kejadian yang diceritakan oleh al-Qur’an selalu mereka yakini kebenarannya, termasuk peristiwa hari kiamat. Banyak ayat al-Qur’an yang menceritakan kedahsyatan kejadian hari kiamat. Gambaran hari kiamat tersebut bukan untuk ditakuti, tetapi untuk diambil hikmahnya. Sehingga manusia akan selalu berhati-hati dalam bertutur kata dan berperilaku, serta berusaha selalu melaksanan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Untuk lebih memahami materi beriman kepada hari akhir, simaklah artikel berikut ini!


Baca juga: Iman kepada Allah

 

A.  Makna Beriman Kepada Hari Akhir

Beriman kepada hari akhir merupakan rukun iman kelima. Seseorang yang memiliki keimanan yang sempurna akan meyakini sepenuh hati bahwa kiamat pasti akan tiba. Dan hanya Allah Swt. yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat. Maka kita harus selalu beramal shaleh saat hidup di dunia agar mendapat kebahagiaan di alam akhirat. 

  

Baca juga: Iman kepada Malaikat Allah


a.    Kiamat Sugra

Sugra artinya kecil, sehingga yang dimaksud kiamat sugra adalah kerusakan kecil. Contoh kiamat kecil misalnya kematian sese orang, gempa bumi, gunung meletus, banjir bandang, dan bencana alam lainnya. Berakhirnya kehidupan manusia merupakan kiamat sugra. Perihal kematian seseorang, perhatikan firman Allah Swt. berikut ini:

 


Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (Q.S. al-Ankabut/29: 57)


Baca juga: Iman kepada Kitab Allah

 

Seseorang yang meninggal dunia, ruhnya akan masuk ke alam barzakh (alam kubur). Jasmani akan hancur kembali ke tanah, sedangkan ruh akan tetap hidup untuk menunggu dibangkitkan pada hari kiamat. Setiap ruh manusia yang berada di alam kubur bisa menyaksikan gambaran amal perbuatannya saat hidup di dunia dan balasan yang akan diterimanya. Bagi orang beriman tentu akan dibalas dengan kenikmatan surga, sedangkan orang kafir akan dibalas dengan api neraka. Sehingga orang-orang kafir menyeru minta dikembalikan ke alam dunia agar bisa beriman kepada Allah Swt. dan melakukan amal shaleh. Namun permintaan orang-orang kafir ini tidak mungkin dikabulkan Allah Swt. Peristiwa ini sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Mu’minun/23: 99-100   

 


Artinya : “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia),(99) Agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan(100) (Q.S. al-Mu’minun/23: 99-100)


Baca juga: Iman kepada Rasul Allah

 

Penyesalan orang-orang kafir saat di alam barzakh sudah tidak berguna lagi. Mereka akan disiksa oleh Allah Swt. akibat perbuatan maksiat dan dosa yang mereka lakukan di alam dunia. Sebaliknya, orang beriman akan mendapatkan balasan nikmat disebabkan amal-amal yang pernah dilakukan di dunia.


Baca juga: Iman kepada Qada dan Qadar

 

b.    Kiamat Kubra

Kubra artinya besar, sehingga kiamat kubra adalah hancur leburnya alam semesta beserta isinya, sekaligus berakhirnya semua kehidupan makhluk di dunia ini. Apabila malaikat Israfil a.s. meniup sangkakala untuk pertama kalinya, maka terjadilah hari kiamat. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Haqqah/69 : 13-16 berikut ini



Artinya: Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup(13), dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan(14,) Maka pada hari itu terjadilah hari Kiamat(15), dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh(16). (Q.S. al-Haqqah/69 : 13-16)

Pada Q.S. Ibrahim/14  : 48 , Allah Swt. juga menegaskan

 Artinya : “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.” (Q.S. Ibrahim/14  : 48)

           

      Kedua ayat diatas menjelaskan keadaaan alam semesta saat terjadinya hari kiamat kubra. Al-Qur’an banyak memberikan gambaran peristiwa kiamat kubra, misalnya dalam ayat berikut ini

   


Artinya : “ Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat(1), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya(2),  Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?(3), Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya(4),karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) padanya(5), Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok,  untuk diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya(6), Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya(7),dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya(8).” (Q.S. al-Zalzalah/99: 1-8)

 

Kapan datangnya hari kiamat tidak ada satu pun saintis atau ahli agama yang mengetahuinya. Tetapi ilmu pengetahuan modern bisa menjelaskan secara ilmiah, bahwa suatu saat kehidupan di bumi akan berakhir. Para ahli fisika menjelaskan bahwa jarak matahari dari bumi adalah 149.597.870,7 kilometer. Sinar matahari sampai ke bumi membutuhkan waktu 8 menit 20 detik. Energi matahari yang di pancarkan ke angkasa adalah 5.853,9 kalori per menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas mencapai 15.000.000 derajat celcius. Ini menjadi bukti bahwa matahari telah memberi manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di alam semesta. Lalu bagaimana jika suatu saat cahaya matahari mulai redup dan energi cahayanya berkurang, atau bahkan berhenti bersinar ?. Tentu yang akan terjadi adalah hancurnya bumi beserta isinya. 

Al-Qur’an tidak memberikan informasi kapan datangnya hari kiamat. Bahkan Rasulullah Saw. pun tidak mengetahui kapan peristiwa kiamat akan terjadi. Dirahasiakannya waktu datangnya hari kiamat akan membawa banyak hikmah, di antaranya manusia akan termotivasi untuk terus menerus beramal shaleh sebagai bekal hidup di akhirat.

Meskipun Allah Swt. merahasiakan waktu datangnya kiamat, orang beriman wajib meyakini bahwa hari kiamat pasti akan tiba. Melalui hadis, Rasulullah Saw. memberikan informasi tanda-tanda akan datangnya hari akhir, yaitu

1)       Munculnya dajjal untuk menebarkan fitnah yang amat besar

2)       Matahari terbit dari arah barat

3)       Munculnya binatang aneh (dabbah) yang bisa berbicara

4)       Munculnya dukhan (asap) beracun yang mematikan

5)       Munculnya ya’juj dan ma’juj yang akan berbuat kerusakan di muka bumi

6)       Turunnya kembali Nabi Isa a.s ke bumi

7)       Turunnya kebali Imam Mahdi ke bumi

Ketika malaikat Israfil a.s. meniup sangkakala kedua kalinya, maka seluruh manusia yang telah mati akan dibangkitkan, inilah yang disebut yaumul ba’ats, yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur. Selanjutnya seluruh manusia digiring dan dikumpulkan di padang Mahsyar (yaumul hasyr). Allah Swt. berfirman


 

Artinya : Dan (ingatlah), pada hari ketika Kami mengumpulkan mereka semua kemudian Kami berfirman kepada orang-orang yang menyekutukan Allah, “Di manakah sembahan-sembahanmu yang dahulu kamu sangka (sekutu-sekutu Kami)?”. (Q.S. al-An’am/6:22)

Pada kondisi seperti ini tidak ada lagi yang sanggup menolong, kecuali Rasulullah Saw. dengan ijin Allah Swt. Semua umat Nabi Muhammad Saw. akan memohon syafa’at (pertolongan) kepada Rasulullah Saw. dan tentu Rasulullah Saw. akan memberikan syafa’at kepada seluruh umatnya yang beriman.

Seluruh manusia digiring ke padang Mahsyar dengan berbagai kondisi sesuai amal perbuatannya ketika di dunia. Bagi yang memiliki amal shaleh, mereka dalam keadaan berjalan kaki atau berkendaraan. Tapi bagi orang kafir, mereka diseret diatas wajah-wajah mereka. Matahari didekatkan sampai berjaark satu mil dari atas kepala, sehingga mereka tenggelam oleh keringatnya.

Selanjutnya mereka akan diadili dan hitung semua amal perbuatannya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini:




Artinya : Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya (semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Q.S. al-Mujadilah/58 : 6)

 

Inilah yang disebut yaumul hisab, yaitu hari dihitungnya amal perbuatan manusia. Setiap amal akan ditampakkan oleh Allah Swt. dan ditimbang. Hari ditimbangnya amal perbuatan manusia ini disebut yaumul mizan. Tidak ada yang dirugikan pada hari itu, karena semua amal akan dibalas dengan seadil-adilnya.  Bagi mereka yang beriman dan beramal shaleh, akan dibalas dengan surga. Sebaliknya, bagi mereka yang kafir akan ditempatkan di neraka. Inilah yaumul jaza’ yaitu hari dibalasnya amal perbuatan manusia.

             

B.       Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir

Ada beberapa hikmah beriman kepada hari akhir, diantaranya adalah:

1. Mendorong manusia untuk selalu bersikap dan bertindak dengan penuh tanggungjawab

Semua perkataan dan perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. pada hari kiamat. Orang beriman akan lebih berhati-hati dalam bertutur kata, bersikap serta berperilaku agar mendapat hisab yang ringan.

2.    Senantiasa berpandangan hidup penuh optimis dan tawakkal

Perbuatan baik akan dibalas dengan surga, dan perbuatan maksiat akan dibalas dengan neraka. Oleh karena itu orang beriman akan selalu optimis mampu meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sikap optimis ini diiringi dengan tawakkal, yakni menyerahkan hasil usaha yang maksimal kepada Allah Swt.  

3.     Memotivasi manusia untuk giat beramal shaleh

Amal shaleh yang dilakukan oleh seseorang akan mendapat balasan sempurna dari Allah Swt. kelak di akhirat. Mereka akan berlomba-lomba dalam mengerjakan kebajikan serta berupaya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk orang lain. Amal shaleh inilah satu-satunya bekal untuk hidup di akhirat

4.    Menambah keyakinan bahwa Allah Swt. Maha Kuasa dan Maha Bijaksana

Terjadinya berbagai bencana alam di berbagai wilayah di belahan bumi merupakan bukti kekuasaan Allah Swt. Kekuasaan Allah Swt. juga akan tampak pada saat kiamat kubra tiba, yakni hancurnya seluruh kehidupan di dunia beserta isinya.


 C.    Penerapan Perilaku Mulia Sebagai Penceminan Keimanan kepada Hari Akhir

   Perilaku mulai sebagai cerminan keimanan kepada hari akhir diantaranya:

   1. Selalu berkata dan berperilaku jujur dalam setiap aktifitas yang dilakukan, baik di sekolah     maupun di rumah

  2. Bersikap rendah hati kepada sesama manusia, karena menyadari bahwa ilmu dan              kekuasaan manusia sangatlah terbatas dibandingkan ilmu dan kekuasaan yang dimiliki Allah Swt.

  3. Melalukan amal kebajikan dan menjauhi semua perbuatan dosa, karena semua amal akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt.

  4. Bersikap adil kepada siapa pun, karena semua bentuk ketidakadilan dan kedzoliman akan dibalas oleh Allah Swt. di akhirat.

0 Response to "Iman kepada Hari Akhir"

Posting Komentar

Recent Posts