Dalil Tentang Toleransi

Dalil Tentang Toleransi

Dalil Tentang Toleransi dalam al-Qur'an

Toleransi adalah sikap atau perilaku yang menerima perbedaan, baik perbedaan pendapat, agama, budaya, atau latar belakang lainnya. Terdapat berbagai dalil yang mendukung nilai toleransi di antaranya dapat ditemukan dalam ayat Al-Qur'an dan hadis yang menekankan pentingnya toleransi dan sikap baik terhadap orang lain, terlepas dari perbedaan keyakinan. Berikut adalah beberapa dalil tentang toleransi beragama dalam al-Qur'an:

Baca juga: Toleransi: Kenali Pengertian dan Tujuannya

1. Q.S. Yūnus/10 : 40-41  

وَمِنْهُمْ مَّنْ يُّؤْمِنُ بِهٖ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّا يُؤْمِنُ بِهٖۗ وَرَبُّكَ اَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ ࣖ ٤٠ وَاِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ

 عَمَلُكُمْۚ اَنْتُمْ بَرِيْۤـُٔوْنَ مِمَّآ اَعْمَلُ وَاَنَا۠ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تَعْمَلُوْنَ ٤١

Arti Q.S. Yūnus/10 : 40:

Di antara mereka ada orang yang beriman padanya (Al-Qur’an), dan di antara mereka ada (pula) orang yang tidak beriman padanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. 

Baca juga: Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi

Arti Q.S. Yūnus/10 : 41:

Jika mereka mendustakanmu (Nabi Muhammad), katakanlah, “Bagiku perbuatanku dan bagimu perbuatanmu. Kamu berlepas diri dari apa yang aku perbuat dan aku pun berlepas diri dari apa yang kamu perbuat.” 

Baca juga: Manfaat dan Ciri-ciri Toleransi Beragama

Ayat 40-41 dari Surat Yūnus mengajarkan untuk menjauhi tindak kekerasan dan menunjukkan bahwa orang yang tidak beriman akan menerima balasan dari Allah. Ayat ini tergolong Makkiyah dan diturunkan di Makkah sebelum Rasulullah hijrah.

Baca juga: Contoh Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Ayat ini mengajarkan bahwa orang-orang terbagi menjadi dua golongan, yaitu orang yang beriman kepada al-Qur’an dan orang yang tidak beriman. Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dan siapa yang tidak.

Ayat 40-41 dari Surah Yunus (Q.S. Yūnus) menyampaikan beberapa pesan penting. Berikut adalah pesan-pesan yang dapat diambil dari kedua ayat tersebut: 

1. Kedaulatan dan Kebijaksanaan Allah

Ayat 40 menegaskan kedaulatan Allah atas segala sesuatu. Allah adalah Tuhan yang menguasai segala hal dengan kasih sayang dan rahmat-Nya. Pada saat yang sama, ayat ini mengingatkan bahwa murka Allah amat keras. Pesan ini mencerminkan keadilan dan kebijaksanaan Allah dalam mengatur alam semesta dan menguji hamba-Nya. 

2. Peringatan terhadap Murka Allah

Ayat 40 memberikan peringatan terhadap murka Allah. Ini menjadi pengingat bagi umat manusia untuk menjauhi dosa dan melibatkan diri dalam amal saleh agar tidak menarik murka Allah. 

3. Tangguh dan Kesempatan untuk Bertaubat

Ayat 41 menjelaskan bahwa jika Allah menyengsarakan manusia, itu bisa disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri. Meskipun demikian, Allah memberikan tangguh kepada mereka sebagai bentuk keadilan dan rahmat-Nya. Ini mencerminkan kebijaksanaan Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertaubat dan memperbaiki diri sebelum datangnya azab atau cobaan. 

4. Ketentuan Waktu yang Ditentukan

Ayat 41 menekankan bahwa ada waktu yang telah ditentukan oleh Allah untuk setiap kejadian. Manusia memiliki keterbatasan dalam menyusul atau menghindari takdir Allah. Pesan ini merujuk pada kepastian waktu yang telah ditentukan untuk setiap peristiwa, dan pada saatnya, tidak ada yang dapat mengubah atau menghindar dari takdir-Nya. 

5. Tanggung Jawab Manusia

Ayat-ayat ini menggarisbawahi tanggung jawab manusia terhadap perbuatan mereka sendiri. Kebaikan atau keburukan yang mereka lakukan akan berpengaruh pada takdir dan ujian yang mereka terima dari Allah. Oleh karena itu, manusia memiliki kebebasan memilih, tetapi juga bertanggung jawab atas perbuatan mereka di hadapan Allah. 

Pesan-pesan ini mengajarkan tentang keadilan, kasih sayang, dan kebijaksanaan Allah, sambil memberikan peringatan kepada manusia untuk menjauhi dosa, bertaubat, dan mengenali keterbatasan mereka dalam mengubah takdir yang telah ditentukan oleh Allah. 

2. Q.S. Al-Kāfirūn/109:1-6

قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ ١ لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ ٢ وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ ٣ وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ ٤ وَلَآ

 اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ ٥ لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ ٦

Arti Q.S. Al-Kāfirūn/109:1-6

1. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai orang-orang kafir,

2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. Kamu juga bukan penyembah apa yang aku sembah.

4. Aku juga tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.

5. Kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.

6. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Surat Al-Kāfirūn adalah surat ke-109 dalam susunan mushaf Al-Quran dan diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah hijrah. Surat ini mengajarkan tentang toleransi antar umat beragama dan menolak dengan tegas untuk menyembah Tuhan selain Allah SWT. Ayat-ayat dalam surat Al-Kāfirūn memberikan makna dan tafsir terkait perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw untuk menyatakan bahwa Tuhan yang ia sembah berbeda dengan tuhan yang orang-orang kafir. Surat ini terdiri dari 6 ayat. Berikut adalah pesan dari Surat Al-Kāfirūn ayat 1-6:

1. Penegasan Keimanan Tunggal

Surat ini dimulai dengan perintah untuk Nabi Muhammad ﷺ untuk menyatakan bahwa dia tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.

2. Penolakan terhadap Penyembahan yang Salah

Ayat 2-5 menyatakan penolakan Nabi Muhammad terhadap penyembahan berhala atau objek penyembahan lain yang disembah oleh orang-orang kafir Quraisy pada masa itu.

3. Prinsip Ketidaksetaraan dalam Ibadah

Surat ini menekankan prinsip ketidaksetaraan dalam ibadah. Masing-masing orang memiliki keyakinan dan agamanya sendiri, dan tidak ada paksaan dalam hal ini. Setiap orang bebas memilih dan menjalankan agamanya.

4. Kesimpulan yang Jelas

Ayat terakhir (ayat 6) menyimpulkan dengan jelas bahwa setiap kelompok memiliki agama dan kepercayaannya sendiri. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk memaksakan kepercayaan satu kelompok kepada kelompok lainnya.

Surat Al-Kāfirūn mengajarkan prinsip-prinsip ketidaksetaraan dalam kepercayaan dan kebebasan beragama. Pesan-pesan ini mempromosikan toleransi antaragama dan menegaskan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih agamanya sendiri tanpa adanya tekanan atau pemaksaan dari pihak lain.

Semua dalil ini menunjukkan bahwa toleransi adalah nilai yang diakui dan dihargai dalam berbagai aspek kehidupan, dari sudut pandang agama Islam. Sikap toleransi membantu menciptakan masyarakat yang saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.

Toleransi adalah sikap atau perilaku yang menerima perbedaan, baik perbedaan pendapat, agama, budaya, atau latar belakang lainnya. Terdapat berbagai dalil atau argumentasi yang mendukung nilai toleransi, dan banyak di antaranya dapat ditemukan dalam ajaran agama, filsafat, dan nilai-nilai kemanusiaan. Berikut adalah beberapa contoh dalil tentang toleransi dari berbagai perspektif:

Tweet