Dalil Tentang Memelihara Kehidupan Manusia

Dalil Tentang Memelihara Kehidupan Manusia

Dalil Tentang Memelihara Kehidupan Manusia

Pemeliharaan kehidupan manusia adalah prinsip mendasar dalam ajaran Islam. Terdapat beberapa dalil (bukti atau landasan) dari Al-Qur'an dan Hadis yang menekankan pentingnya memelihara kehidupan manusia. Berikut adalah beberapa dalil tentang memelihara kehidupan manusia:

Baca juga: Memelihara Kehidupan Manusia

A. Dalil dari Al-Qur'an

Dalil tentang memelihara kehidupan manusia dapat ditemukan pada ayat ke-32 dari surah al-Māidah dalam Al-Quran.

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ ٣٢

Arti Q.S. al-Māidah/5:32

Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi. (Q.S. al-Māidah/5:32)

Baca juga: Manfaat Memelihara Kehidupan Manusia

Ayat Q.S. al-Māidah/5:32 menjelaskan bahwa siapa pun yang membunuh manusia tanpa alasan yang dibenarkan, maka seolah-olah dia telah membunuh seluruh umat manusia. Sebaliknya, menyelamatkan satu jiwa dianggap sebagai tindakan yang besar kebajikan. Asbabun nuzul Ayat Q.S. al-Māidah/5:32 turun sebagai akibat dari perbuatan Qabil yang membunuh Habil, saudaranya sendiri.

Baca juga: Cara Memelihara Kehidupan Manusia

Ayat Q.S. al-Māidah/5:32 adalah ayat dalam Al-Qur'an yang menyampaikan pesan penting tentang kehidupan dan pentingnya menjaga kehidupan manusia. Meskipun, untuk memahami sepenuhnya pesan tersebut, sebaiknya merujuk pada tafsir dan konteks yang lebih luas, karena terjemahan langsung mungkin tidak menangkap seluruh makna ayat.

Baca juga: Penerapan Sikap Memelihara Kehidupan Manusia 

Dalam Tafsir Al-Misbah yakni sebuah karya tafsir Al-Quran yang ditulis oleh Quraish Shihab. Bahwa ayat 32 dari Surah al-Māidah menyatakan bahwa siapa pun yang menyelamatkan hidup seseorang, maka dia telah menyelamatkan seluruh umat manusia. Sebaliknya siapa yang membunuh seseorang tanpa alasan yang jelas, maka dia telah membunuh seluruh umat manusia. Ayat Al-Qur’an ini mengandung dua makna penting, yaitu menjaga kehidupan manusia dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan.

Ayat tersebut umumnya mengajarkan bahwa membunuh satu jiwa manusia tanpa alasan yang benar atau tanpa hak yang sah setara dengan membunuh seluruh umat manusia. Pembunuhan tanpa alasan yang benar atau untuk kekerasan dan kerusakan di muka bumi dianggap sangat serius, dan menyelamatkan satu nyawa dianggap sebagai tindakan yang sangat mulia.

Ayat 5:32 dari Surah Al-Ma'idah dalam Al-Qur'an menyampaikan prinsip-prinsip etika dan moralitas yang tinggi, serta menegaskan pentingnya menjaga kehidupan manusia. Berikut adalah penjelasan isi kandungan dari ayat tersebut:

1. Pencegahan Pembunuhan Tanpa Alasan yang Benar

Ayat ini menegaskan bahwa membunuh manusia tanpa alasan yang benar dan sah adalah tindakan yang sangat serius dan diharamkan. Alasan yang benar di sini merujuk pada tindakan pembunuhan untuk membalas pembunuhan atau untuk mencegah kerusakan dan kejahatan yang signifikan di muka bumi.

2. Hukuman Sebanding

Ayat ini mengajarkan bahwa hukuman bagi pembunuh seharusnya sebanding dengan kejahatan yang dilakukannya. Dalam pandangan Islam, hukuman mati dapat diterapkan dalam kasus pembunuhan, tetapi dengan syarat-syarat tertentu dan prosedur hukum yang adil.

3. Nilai Kemanusiaan

Pesan utama dari ayat ini adalah untuk menunjukkan nilai kemanusiaan yang tinggi. Menyelamatkan satu nyawa dianggap sebagai tindakan yang sangat mulia, dan pembunuhan satu jiwa tanpa alasan yang benar dianggap sebagai tindakan yang setara dengan membunuh seluruh umat manusia.

4. Peringatan atas Pelanggaran

Ayat ini juga mencatat bahwa meskipun telah datang rasul-rasul dengan bukti-bukti yang jelas kepada Bani Israil, masih banyak di antara mereka yang melampaui batas dan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri mereka sendiri.

Dengan demikian, ayat ini memperkuat prinsip-prinsip etika, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam, menekankan pentingnya menjaga dan menghormati kehidupan manusia.

B. Dalil dari Hadis

Hadis yang terkait dengan Memelihara Kehidupan Manusia, yaitu Hadis Riwayat Bukhari

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا ( رواه البخاري )

Arti Hadis Riwayat Bukhari

Diriwatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi Muhammad Saw, beliau bersabda: Barangsiapa yang membunuh mu’ahad (orang nonmuslim yang mendapatkan janji jaminan keamanan dari orang muslim) tidak akan dapat mencium harumnya surga, padahal harumnya dapat dicium dari perjalanan empat puluh tahun. (H.R. Al-Bukhari).

Pernyataan mengenai orang yang membunuh seorang mu'ahad (orang nonmuslim yang mendapatkan janji jaminan keamanan dari orang muslim) tidak dapat mencium harum surga adalah sebuah penegasan keras tentang kesalahan besar dan ketidakadilan yang dilakukan oleh orang yang melanggar janji keamanan tersebut. Pernyataan ini mencerminkan nilai-nilai etika dan keadilan dalam Islam. Meskipun tidak ada ayat atau hadis spesifik yang menyatakan frasa ini, prinsip-prinsip dasar Islam tentang perlindungan terhadap jiwa, kehormatan, dan keamanan tergambar dalam berbagai ayat Al-Qur'an dan hadis.

Berikut adalah beberapa poin yang dapat membantu menjelaskan makna pernyataan tersebut:

1. Perlindungan Terhadap Jiwa

a. Islam menekankan pentingnya menjaga kehidupan manusia, terutama yang tidak terlibat dalam konflik atau peperangan.

b. Prinsip perlindungan terhadap jiwa termasuk melibatkan perlindungan terhadap warga nonmuslim yang hidup di bawah perlindungan umat Islam (dhimmi) atau yang memiliki perjanjian keamanan (mu'ahad).

2. Janji Keamanan (Mu'ahad)

a. Orang yang diberikan janji keamanan dalam Islam memiliki hak-hak tertentu dan tidak boleh disakiti atau dibunuh selama ia tidak melanggar perjanjian tersebut.

b. Melanggar janji keamanan adalah tindakan serius dan bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan keamanan dalam Islam.

3. Akibat Perbuatan Buruk

a. Frasa "tidak dapat mencium harumnya surga" menyiratkan bahwa orang yang melanggar janji keamanan dengan membunuh seorang mu'ahad akan mendapatkan akibat buruk di akhirat, yaitu tidak mendapatkan kenikmatan surga.

b. Harumnya surga di sini diibaratkan sebagai kenikmatan dan kebahagiaan abadi yang akan dirasakan oleh orang-orang yang taat kepada ajaran Tuhan.

4. Pesan Keras sebagai Peringatan

a. Pernyataan tersebut mungkin ditujukan sebagai peringatan keras agar umat Islam memperlakukan orang-orang nonmuslim yang hidup di bawah perlindungan atau perjanjian dengan adil dan hormat.

b. Tujuannya adalah untuk mendorong sikap adil, hormat, dan perdamaian antara umat beragama yang berbeda.

Penting untuk mencatat bahwa interpretasi dan pemahaman tentang pernyataan semacam ini dapat bervariasi, dan kajian lebih lanjut terhadap konteks, tafsir, dan literatur Islam dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam.

Berdasarkan dalil-dalil tersebut, Islam dengan jelas mengajarkan perlunya menjaga dan memelihara kehidupan manusia serta memberikan hukuman bagi siapa pun yang dengan sengaja membahayakan atau merampas kehidupan orang lain.

Tweet