Tujuan Tablig |
Tujuan Umat Islam Melakukan Tablig
Tablig adalah istilah dalam bahasa Arab yang berarti "mengumumkan" atau "mengumumkan pesan". Apa sejatinya tujuan tablig itu sendiri? Tujuan tablig utamanya adalah untuk mensyiarkan agama Islam. Tablig bertujuan menyampaikan risalah Allah Swt. dan RasulNya kepada umat manusia secara keseluruhan supaya diturutnya risalah tersebut atas kemauannya sendiri tanpa adanya paksaan.
Baca juga: Pengertian Tablig
Tujuan Utama Tablig
Dalam konteks Islam, tujuan tablig merujuk pada upaya untuk
menyebarkan ajaran agama Islam kepada orang lain, terutama kepada non-Muslim
atau Muslim yang mungkin kurang praktik dalam menjalankan ajaran Islam. Beriku
tujuan utama tablig antara lain sebagai berikut:
1.
berdakwah
Tujuan utama tablig adalah untuk melakukan
dakwah, yaitu menyebarkan ajaran Islam kepada orang lain dan mengajak mereka
untuk memahami dan mengikuti ajaran Islam. Ini mencakup penyebaran pesan-pesan
Islam, penjelasan tentang praktek-praktek agama, dan pengenalan kepada prinsip-prinsip
moral dan etika Islam.
2.
Memberi motivasi sesama muslim
Tablig juga bertujuan untuk memotivasi dan
mengingatkan Muslim yang sudah ada agar lebih mendekatkan diri kepada Allah dan
menjalankan ajaran Islam secara lebih konsisten. Ini melibatkan peran penting
dalam meningkatkan keimanan dan kesadaran agama di kalangan umat Islam.
3.
Memperbaiki Akhlak
Tablig mencoba untuk memperbaiki akhlak dan
perilaku umat Islam serta mengajak mereka untuk menghindari tindakan dan
perilaku yang dilarang dalam Islam. Hal ini termasuk menghindari dosa-dosa dan
mendekatkan diri kepada kebaikan.
4.
Menyebarkan Pengetahuan
Tablig juga melibatkan penyampaian pengetahuan
agama kepada orang lain, terutama yang belum tahu atau paham tentang Islam.
Tujuannya adalah agar orang lain dapat memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang Islam.
5.
Meningkatkan Solidaritas Umat Islam
Melalui aktivitas tablig, umat Islam diharapkan
dapat saling mendukung dan memperkuat solidaritas dalam menjalankan ajaran
agama. Ini melibatkan pembentukan komunitas dan jaringan yang kuat di antara
umat Islam.
Baca juga: Dalil Tablig
Sebagai seorang Muslim yang perlu digaris bawahi bahwa tujuan tablig
dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kelompok yang melaksanakannya. Di
banyak kasus, Tablig adalah aktivitas yang dilakukan secara sukarela oleh umat
Islam yang ingin menyebarkan ajaran agama dan memotivasi sesama Muslim untuk
lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Baca juga: Memahami Sebab-sebab Melakukan Tablig
Tata Cara Tablig
Tata cara tablig hendaknya sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Berikut adalah ketentuan tablig agar materi yang kita sampaikan
memenuhi target sehingga sampai pada jamaah dengan baik dan mampu menjadikan
umat Islam merengkuh kebahagiaan dunia hingga akhirat. Berikut tata caranya:
1. Lebih diutamakan mengajak orang
terdekat atau kaum kerabat sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. pada
dakwah pertamanya. Ini dikarenakan keluarga merupakan cerminan diri kita.
2.
Penyampaian menuju lingkup yang
lebih luas lagi melalui strategi yang beragam dengan menyesuaikan kondisi
masyarakatnya, dimana antara masyarakat satu dengan yang lainnya mempunyai
perbedaan pada tingkat pengkonsumsian teknologi, perbedaan budaya, dan situasi
terkini.
3. Isi pokok dalam kegiatan tablig
biasanya berisi ceramah atau pidato ang disampaikan oleh tokoh yang memiliki
latar belakang pendidikan agama yang mendalam.
4.
Isi tablig hendaknya memiliki dasar
hukum yang kuat dan jelas sumbernya.
5. Bersikap lemah lembut, tidak berhati
besar dan selalu mengggunakan akal mengingat allah swt.
6.
Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti dengan mengutamakan musyawarah dan diskusi untuk memperoleh
kesepakatan bersama.
7.
Materi tablig dapat disampaikan
secara lisan maupun tulisan. Mubalig diharapkan dapat membangun suasana yang
aktif dan kreatif. Karena didalam tablig tidak terdapat tata cara atau rukun
yang mengatur pelaksanaannya sebagaimana khutbah Jumat.
8. Menyampaikan dengan ikhlas dan sabar
sesuai dengan orang yang tepat dan tidak memancing permusuhan seperti:
menghasut, merusak, berselisih, ataupun mencari kesalahan orang lain.
9. Dibutuhkan kecakapan dalam
komunikasi maupun retorika yang memadai. Minimal keahlian dalam penggunaan
bahasa serta istilah yang dapat dipahami, intonasi yang jelas, serta pembawaan
yang rileks dan tidak kaku.
10. Untuk menjangkau tingkatan
penyampaian yang lebih luas dimungkinkan dibutuhkannya manajemen agar sasaran tablig
terlaksana dengan baik, tersistem, berkesinambungan dan dapat menjangkau semua
lapisan masyarakat.
11. Hal yang perlu kita ingat adalah
kegiatan tablig ini hanyalah sebatas penyampaian ajaran islam. Artinya, kita
tidak berhak menggiring atau mamaksa orang untuk merubah keyakinannya, karena
pada akhirnya hanya Allah lah yang berhak memberikan petunjuk atau hidayah pada
manusia untuk menuju jalanNya, sebagaimana ayat berikut:
اِنَّكَ
لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِيْنَ ٥٦
Artinya: Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Q.S. Al-Qashas/28: 56)
Baca juga: Persamaan dan Perbedaan antara Khutbah, Tablig, dan dakwah
Artikelnya ok....
BalasHapus