Dalil Tablig

Dalil Tablig
Dalil Tablig

Dalil Naqli Tentang Tablig

Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia bahwa tablig adalah kegiatan menyampaikan ajaran Islam yang dilakukan secara lisan dan atau tertulis maupun melalui suatu bunyi/isyarat, seperti suara sirine, alarm, bedug, dan sebagainya, oleh seseorang atau beberapa orang mubalig kepada masyarakat. Dalil (bukti) tentang pentingnya tablig (penyebaran dan pengajaran ajaran Islam) boleh ditemui dalam al-Quran dan hadis. Beberapa ayat dan hadis yang menjadi dalil untuk tablig adalah sebagai berikut: 

Baca juga: Pengertian Tablig

Dasar hukum al-Qur’an tentang Tablig

Fungsi tablig dalam hubungan sistem Islam dapat berjalan dengan baik jika tiga elemen dasar yang meliputi (akidah, ibadah, dan muamalah) selalu beriringan. Berikut beberapa dalil al Qur’an tentang tablig: 

1.    QS. An-Nahl/16 :82

Tablig hakikatnya tidak memaksa dan menyampaikan risalah secara jelas (mempunyai metode dan terang) sebagaimana ayat berikut:


فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ٨٢


Artinya: Jika mereka (kaum musyrik) berpaling, sesungguhnya kewajibanmu (Nabi Muhammad) hanyalah (melakukan) penyampaian yang jelas. (QS. an Nahl/16 :82).


Baca juga: Tujuan tablig

 
2.    Q.S al-Maidah/5: 67

Tablig merupakan salah satu sifat wajib Rasul yang ketiga. Tablig adalah tugas atau peranan utama yang diberikan Allah kepada para RasulNya. Rasul-rasul adalah utusan-utusan Allah yang dipilih untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada umat manusia. Dalam melaksanakan tugas tablig, rasul-rasul memiliki sifat-sifat dan tanggung jawab khusus yang ditentukan oleh Allah sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-Maidah/5: 67 berikut:


يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ


 اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ ٦٧


Artinya: Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.( Q.S al-Maidah/5: 67).


Baca juga: Memahami Sebab-sebab Melakukan Tablig

 
3.    QS al- Ahqaf/46: 23 dan QS Hud/11: 57

Allah Swt. menyuruh umatnya untk melakukan tablig, sebagaimana terdapat dalam surat  al Ahqaf ayat 23:


قَالَ اِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللّٰهِ ۖوَاُبَلِّغُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖ وَلٰكِنِّيْٓ اَرٰىكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُوْنَ ٢٣


Artinya:  Dia (Hud) berkata, “Sesungguhnya ilmu (kapan datangnya azab itu) hanya ada pada Allah. Aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang diwahyukan kepadaku, tetapi aku melihat kamu adalah kaum yang berlaku bodoh.” (Q.S. al Ahqaf/46: 23)


Baca juga: Persamaan dan Perbedaan antara Khutbah, Tablig, dan dakwah


Ayat lain yang merupakan cara bertablig dengan memperjuangkan ajaran Allah kepada kaum dan hendaknya selalu diikuti dengan rasa tawakal atas hasil yang telah ia sampaikan kepada orang lain adalah ayat berikut:


فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ مَّآ اُرْسِلْتُ بِهٖٓ اِلَيْكُمْ ۗوَيَسْتَخْلِفُ رَبِّيْ قَوْمًا غَيْرَكُمْۗ وَلَا تَضُرُّوْنَهٗ شَيْـًٔا ۗاِنَّ رَبِّيْ عَلٰى


 كُلِّ شَيْءٍ حَفِيْظٌ ٥٧


Artinya:  Maka, jika kamu berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu apa yang menjadi tugasku sebagai rasul kepadamu. Tuhanku akan mengganti kamu dengan kaum yang lain, sedangkan kamu tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.” (QS Hud/11: 57)

 

Dalam ayat ini, Nabi Nuh mengungkapkan keyakinannya kepada Allah dan tawakkal (kepercayaan dan bergantung sepenuhnya) kepada Allah. Beliau menjelaskan bahwa tiada yang memiliki atau mengendalikan seluruh makhluk selain dari Allah.

 
4.    QS al Jin/72: 28 dan QS an Nahl/16: 36

       Firman Allah yang memerintahkan untuk melakukan tablig, yaitu Q.S. al-Jin/72: 28):

لِّيَعْلَمَ اَنْ قَدْ اَبْلَغُوْا رِسٰلٰتِ رَبِّهِمْ وَاَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَاَحْصٰى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا ࣖ ٢٨


Artinya: Supaya dia mengetahui bahwa sesungguhnya Rasul-Rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah TuhanNya, sedang (sebenarnya) ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka, dan dia menghitung segala sesuatu satu persatu. (Q.S. al-Jin/72: 28)

 

Ayat ini merupakan sebahagian daripada kisah para jin yang datang mendengarkan Nabi Muhammad Saw. ketika beliau membaca al-Quran. Mereka merasa tertarik dan ingin mendengarkan ajaran Islam. Ketika para jin datang kepada para saudara mereka untuk memberitahu tentang pengalaman mereka, beberapa syaitan mencoba menghalang-halangi mereka. Namun, para jin menolak tawaran syaitan-syaitan tersebut dan memilih untuk tinggal mendengarkan ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad. Inilah bentuk keberhasilan tablig yang dilakukan Nabi Muhammad kepada para jin serta menunjukkan kekuatan ajaran Islam.

 

Semua Rasul Allah wajib mempunyai sifat tablig dan semua pesan yang disampaikan oleh para Rasul Allah adalah satu tujuan, yaitu beribadah kepada Allah, sebagaimana Q.S. an-Nahl/16: 36)


وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ


 حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُ ۗ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ ٣٦

 

Artinya: Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlan Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu”, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (Rasul-Rasul). (Q.S. an-Nahl/16 : 36). 

 

Dasar hukum Hadis tentang Tablig

Jika pada mulanya, kewajiban tablig dibebankan pada Nabi Muhammad Saw, maka sepeninggal beliau, orang muslimlah yang dibebankan, dan itu menjadi suatu kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dan kita sebagai Muslim, jika berkompeten, maka kita hendaklah mencontoh sifat wajib Rasul tersebut. Oleh karenanya, menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk bertablig walaupun satu ayat sebagaimana penegasan Nabi Muhammad Saw berikut:


عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ عُمَرُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:بَلِّغُوْا عَنِّي وَلَوْ أٰيَةً (رواه البخارى)


Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Amr. dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” (HR. Bukhari)

Demikian beberapa contoh dalil naqli dari al-Quran dan hadis yang menunjukkan pentingnya tablig dalam Islam. Semua itu menegaskan tugas setiap Muslim untuk menyebarkan ajaran agama Islam kepada orang lain dan mengajak mereka ke jalan yang benar dengan cara yang baik dan bijaksana. 

 

1 Response to "Dalil Tablig"

Recent Posts