Rukun Khutbah Jumat

Rukun Khutbah Jumat
Rukun Khutbah Jumat

Rukun Khutbah Jumat

Tahukah anda bahwa syarat sahnya shalat Jumat adalah khutbah Jumat? Didalam khutbah Jumat terdapat rukun-rukun yang harus dipenuhi agar khutbah Jumat itu dapat dikatakan sah. Oleh karena itu, seorang khatib harus melaksanakan ketentuan (syarat, rukun, sunah) khutbah dengan sebaik-baiknya. Ketika khatib sedang berkhutbah, jamaah shalat Jumat wajib mendengarkannya. Jama’ah shalat Jumat dilarang bicara, bercanda, atau melakukan aktifitas lain hingga mengabaikan khutbah Jumat, karena hal tersebut akan membuat ibadah Jumatnya menjadi sia-sia. 

Baca juga: Khutbah Jumat

Komponen Rukun Khutbah Jumat

Khutbah Jumat adalah salah satu ibadah yang memiliki posisi istimewa dalam agama Islam. Pada dasarnya ketentuan khutbah Jumat dan khutbah lain (seperti khutbah istisqa’, khutbah wukuf, dan lain-lain) adalah sama. Khutbah Jumat merupakan sarana penting untuk menyampaikan pesan-pesan agama kepada umat Muslim, serta untuk memotivasi mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Rukun (substansi) khutbah adalah unsur atau bagian yang termasuk dalam khutbah itu sendiri. Rukun khutbah Jumat adalah sebagai berikut:


Baca juga: Syarat Khutbah Jumat


1.    Khatib harus membaca hamdalah

Khatib harus membaca hamdalah sebelum memulai khutbahnya didalam dua khutbah (khutbah pertama dan khutbah kedua). Hamdalah adalah bentuk pujian dan ucapan rasa syukur kepada Allah. Ini adalah langkah penting untuk menegaskan kesadaran akan kebesaran Allah.


Baca juga: Khutbah Nikah



2.    Membaca dua kalimat syahadat

Syahadat Khutbah Jumat, juga dikenal sebagai Syahadatain (dua kalimat syahadat). Makna dan pentingnya syahadat dalam khutbah Jumat adalah penegasan keyakinan utama umat Islam dalam dua prinsip pokok dalam iman mereka. Ini adalah momen penting dalam Khutbah Jumat di mana jamaah bersaksi dan memperkuat komitmen mereka terhadap keyakinan ini. Syahadat Khutbah Jumat terdiri dari dua bagian utama, yaitu:

·         Syahadat Pertama (syahadat tauhid)

"أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ."

Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya." Syahadat ini memperkuat keyakinan umat Islam dalam tauhid (keesaan Allah) dan mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

·         Syahadat Kedua (syahadat rasul) "أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ."

Artinya: "Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah."

Dengan syahadat ini, umat Islam mengakui dan menghormati Nabi Muhammad sebagai utusan Allah yang membawa ajaran Islam kepada umat manusia. Ini merupakan bagian integral dari keyakinan umat Islam dan menunjukkan penghormatan terhadap Nabi Muhammad Saw.


Baca juga: Khutbah Idul Fitri


3.    Membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw.

Setelah memuji Allah dan mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian khatib harus mengucapkan shalawat untuk Nabi Muhammad Saw. Shalawat adalah tindakan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa risalah Islam kepada umat manusia. Shalawat ini adalah ekspresi cinta dan penghargaan kepada Nabi Muhammad Saw.


4.    Berwasiat takwa

Pesan ini bertujuan untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya takwa dalam kehidupan sehari-hari mereka. Takwa adalah konsep fundamental dalam Islam yang mengacu pada kesadaran dan ketaatan seseorang kepada Allah. Ini mencakup penghindaran dari perbuatan dosa dan perbuatan yang melanggar ajaran Islam, serta pengamalan perbuatan baik sesuai dengan petunjuk Allah. Pesan Wasiat Takwa dalam Khutbah Jumat antara lain:

·         Mengingat Akhirat

Salah satu pesan utama wasiat takwa adalah untuk mengingat akhirat. Khatib sering mengingatkan jamaah bahwa hidup di dunia ini sementara dan akhirat adalah tujuan akhir yang lebih penting. Dengan takwa, seseorang dapat mempersiapkan diri untuk akhirat dengan perbuatan baik dan amal shalih.

·         Menghindari dosa

Wasiat takwa juga mencakup pentingnya menghindari dosa dan perilaku yang melanggar ajaran Islam. Khatib mengingatkan bahwa takwa membantu menjauhkan diri dari tindakan yang merugikan diri sendiri dan masyarakat, serta dari siksaan Allah di akhirat.

·         Menjaga hati dan pikiran

Khatib juga menekankan pentingnya menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang dapat merusak takwa, seperti hasad (iri hati), kebencian, dan prasangka buruk. Takwa melibatkan pemurnian hati dan kesadaran terhadap perbuatan dan pikiran.


5.    Membaca ayat al-Qur’an pada salah satu khutbah

Ayat ini biasanya berkaitan dengan tema khutbah dan digunakan untuk memberikan nasihat, pesan, dan petunjuk kepada jamaah shalat Jumat. Nasihat dan pesan ini harus relevan dengan isu-isu yang dihadapi oleh umat Islam saat ini dan dapat memberikan bimbingan moral, sosial, atau agama.


6.   Berdoa pada khutbah kedua agar kaum muslimin mendapat ampunan dari Allah Swt.

Khutbah Jumat biasanya diakhiri dengan doa yang harus diucapkan oleh khatib. Berdoa adalah tindakan yang sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk berkomunikasi langsung dengan Allah dan mengungkapkan kebutuhan serta harapan manusia. Do’a tersebut untuk memohonkan ampunan, keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran serta petunjuk, dan berkah untuk diri sendiri, jamaah, dan umat Islam secara keseluruhan. Doa ini adalah kesempatan bagi khatib untuk memohon kepada Allah agar umat Islam dilindungi dari segala bahaya. 

Sunnah Khutbah Jumat

Selain rukun khutbah Jumat yang harus diikuti, ada juga beberapa sunnah (tindakan yang dianjurkan) yang dapat diterapkan oleh khatib dan jamaah untuk memperkaya pengalaman, menyempurnakan ibadah dan kebaikan dalam melaksanakan khutbah Jumat, sehingga ibadah shalat jumatnya dapat membawa berkah dan kebaikan. Diantara sunnah khutbah Jumat adalah:

1.   Khatib berdiri di mimbar saat berkhutbah. Posisi mimbar berada ditempat yang lebih tinggi, dan berada disebelah kanan tempat imam shalat

2.    Khatib mengawali khutbah dengan mengucapkan salam. Setelah itu, khatib duduk untuk mendengarkan kumandang azan dari seorang mu’azzin.

3.  Khutbah tidak terlalu panjang, disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh jama’ah

4.     Khatib menghadap ke arah jama’ah saat berkhutbah

5.    Menertibkan rukun khutbah

6.    Membaca surat al-Ikhlas saat duduk diantara dua khutbah.

 

 

 

 

 

0 Response to "Rukun Khutbah Jumat"

Posting Komentar

Recent Posts