Khutbah Jumat |
Khutbah Jumat
Apakah anda tahu bahwa khutbah Jumat salah satu bentuk amar ma’ruf? Khutbah merupakan penopang utama penyebaran Islam di seluruh dunia, Mengapa demikian? Hal ini karena khutbah Jumat merupakan salah satu media yang strategis untuk dakwah islam, karena bersifat rutin dan wajib dihadiri oleh kaum Muslimin pada hari Jumat secara bersama-sama. Ketika khatib sedang berkhutbah, jamaah shalat Jumat wajib mendengarkannya. Jama’ah shalat Jumat dilarang bicara, bercanda, atau melakukan aktifitas lain hingga mengabaikan khutbah Jumat. Karena hal tersebut akan membuat ibadah Jumatnya menjadi sia-sia.
Baca juga: Rukun Khutbah Jumat
Hari Jumat adalah hari yang bermakna bagi umat Islam, dimana
seluruh umat islam melakukan sosialisasi tanpa memandang status social. Pada
hari itulah seluruh umat islam dituntun untuk meneguhkan keimanan, mencari
jalan yang diridhoi Allah SWT demi kebahagiaan dunia hingga akhirat, melalui
siraman rohani khutbah. Khutbah ini merupakan syarat sahnya shalat Jumat
sehingga kita perlu mengkaji dengan seksama materi ini sebagaimana uraian
berikut ini!
Pengertian Khutbah Jumat
Khutbah secara bahasa berasal dari khataba-yakhtubu masdarnya
khutbatan yang artinya menyampaikan. Sedangkan secara istilah, khutbah
adalah kegiatan ceramah dihadapan umat Islam terkait rangkaian ibadah tertentu
sesuai dengan syarat dan rukun tertentu. Dan orang yang memberikan khutbah
disebut dengan khatib.
Baca juga: Syarat Khutbah Jumat
Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa khutbah
yang disyariatkan, antara lain: khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri, khutbah Idul
Adha, khutbah nikah, khutbah wukuf, dan khutbah pada rangkaian ibadah shalat istisqa’,
khutbah pada rangkaian ibadah shalat gerhana matahari (kusuf), dan
gerhana bulan (khusuf). Berikut akan kita bahas tentang materi khutbah
Jumat.
Materi Khutbah Jumat
Materi khutbah adalah pesan-pesan atau nasehat agama yang disampaikan secara lisan dihadapan kaum muslimin dengan bahasa yang meyakinkan dan argumen-argumen yang kuat serta memberikan pengaruh kepada pendengar. Kedua khutbah Jumat harus berisikan pujian kepada Allah, shalawat atas Nabi Muhammad Saw, wasiat takwa, dan pembacaan ayat-ayat suci al-Qur’an sekurang-kurangnya pada salah satu dari kedua khutbah itu. Namun, lebih utama pembacaan ayat suci al Qur’an itu pada khutbah pertama, serta do’a untuk kaum mukminin dalam khutbah kedua. Berikut contoh tata cara khutbah Jumuat sesuai dengan sunnah Rasul, sebagaimana berikut ini:
Baca juga: Khutbah Nikah
Tata cara khutbah I adalah:
1.
Khatib berdiri diatas mimbar lalu
mengucapkan salam. Posisi mimbar disebelah kanan imam.
2.
Khatib duduk kembali saat adzan
berkumandang
3.
Setelah adzan selesai, maka khatib
berdiri dan membaca rangkaian rukun khutbah dengan tertib (hamdalah, syahadat,
shalawat, wasiat takwa, salah satu ayat al Qur’an), Sebagai contohnya adalah
sebagai berikut:
إنَّ الحَمْدَ لله،
نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ
سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا
هَادِي لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ
أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ
عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
امابعد
فَيَاآيُّهَا الْحأضِرُوْنَ الْكِرَامِ .
اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
4.
Kemudian khatib menyampaikan materi
khutbah sesuai dengan situasi dan kondisi terkini, diperkuat dengan dasar hukum
didalam al Qur’an atau hadis.
5. penutup khutbah I
Tata cara khutbah II adalah:
1. Selesai khutbah I, khatib duduk
sebentar (sambil berdoa), lalu berdiri lagi untuk melaksanakan khutbah ke II.
2.
Khutbah kedua ini khatib juga
membaca hamdalah, dua kalimat syahadat, shalawat, dan berwasiat takwa. Khatib
hendaknya melantangkan suara dan menyampaikan khutbahnya dengan jelas agar
jamaah yang mendengarkan paham dengan kata-kata yang diucapkan.
3.
Membaca ayat al-Qur’an.
Diperbolehkan membaca ayat al-Qur’an
pada salah satu khutbah.
4.
Berdoa pada khutbah kedua agar kaum
muslimin mendapat ampunan dari Allah Swt.
5.
membaca kalimat penutup khutbah.
Pada akhir khutbah hendaknya ditutup dengan kalimat permohonan ampun kepada
Allah SWT.
6.
Khatib turun dari mimbar. bersamaan
dengan hal itu, Muadzin mengumandangkan iqamat.
7.
Kemudian menjalankan shalat Jumat
dua rekaat.
Dalil Khutbah Jumat
Jumhur ulama’ berpendapat
bahwa khutbah Jumat merupakan syarat sahnya pelaksanaan shalat Jumat,
sebagaimana QS al Jumuah ayat 11 berikut:
وَاِذَا رَاَوْا تِجَارَةً
اَوْ لَهْوًا ۨانْفَضُّوْٓا اِلَيْهَا وَتَرَكُوْكَ قَاۤىِٕمًاۗ قُلْ مَا عِنْدَ
اللّٰهِ خَيْرٌ مِّنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِۗ وَاللّٰهُ خَيْرُ
الرّٰزِقِيْنَ ࣖ ١١
Artinya: Apabila (sebagian) mereka
melihat perdagangan atau permainan, mereka segera berpencar (menuju) padanya
dan meninggalkan engkau (Nabi Muhammad) yang sedang berdiri (berkhotbah).
Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan.”
Allah pemberi rezeki yang terbaik (QS al Jumuah/62: 11)
Berdasarkan hadis-hadis shahih bahwa Nabi
Muhammad mengerjakan shalat Jumat selalu disertai dengan khutbah pada firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ
لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا
الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ٩
Artinya: Wahai
orang-orang yang beriman, apabila (seruan)
untuk melaksanakan salat pada hari Jumat telah dikumandangkan, segeralah
mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui. (QS al Jumuah/62: 9)
Dari ayat ini, sungguh benar-benar Rasulullah tidak pernah meninggalkan khutbah didalam shalat Jumat yang telah disyariatkan Allah, sehingga khutbah Jumat adalah salah satu syarat sahnya Shalat Jumat.
0 Response to "Khutbah Jumat"
Posting Komentar