Penyebab Tawuran antar Pelajar

Penyebab Tawuran antar Pelajar
Penyebab Tawuran antar Pelajar

Penyebab Tawuran antar Pelajar

Tawuran antar pelajar merupakan masalah serius yang sering kali mengganggu ketenangan lingkungan sekolah dan bahkan bisa berujung pada konsekuensi yang sangat serius, yaitu tindak pidana yang berurusan dengan hukum Negara. Jika kalian lihat, banyak sekali pelajar yang melakukan tawuran, bukan? Kenapa budaya tawuran dari dulu hingga kini masih saja terjadi, walaupun pihak hukum juga ikut bertindak untuk memberikan efek jera bagi pelajar. Tahukah kalian apa akar permasalahan tawuran ini? Untuk mengatasi masalah ini, kita perlu memahami penyebabnya secara lebih mendalam dan mencari solusi yang efektif.

Baca juga: Anti Tawuran

Mengungkap akar masalah Tawuran antar Pelajar

Biasanya, tawuran antar pelajar berawal dar masalah yang sepele. Bisa saja dari hanya sekedar senggol, saling ejek, atau bahkan masalah asmara. Hal ini karena mereka menanggapinya sebagai sebuah tantangan yang memicu ego mereka untuk tampil sebagai pemenang, yang menunjukkan keunggulannya. Selain alasan yang sifatnya spontan, ada juga sekelompok remaja yang membuat tawuran sebagai sebuah tradisi dari kelompok mereka. Ini biasanya terjadi karena terkait permusuhan antar sekolah yang turun temurun, yang sudah menjadi dendam kesumat. Mereka melakukan karena berusaha membalaskan atas apa yang diterima temannya satu genk, maka tak jarang hanya masalah pribadi ini, menjalar menjadi tawuran yang melibatkan banyak orang diantara mereka. Diperkuat rasa solidaritas dan rasa kesetiakawanan tinggi yang dimiliki palajar itulah, mereka serempak melakukan tawuran untuk membela teman sekumpulannya, atau teman satu sekolah.

Baca juga: Cara Mengatasi Tawuran antar Pelajar

Jika kita urai beberapa factor pemicunya, maka pemicu tawuran antar pelajar dapat kita tinjau dari factor internal dan eksternal:

1.    Faktor internal

Faktor internal adalah factor yang berada didalam diri pelajar yang berupa faktor psikologis, diantaranya adalah:

a.    Kontrol diri yang lemah

Kontrol diri adalah pengendalian diri dari dalam untuk menampilkan sikap dan perilaku yang adaptif sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki. Jika ini tidak terintegrasi dengan baik dalam diri pelajar, maka yang terjadi adalah ketidakstabilan emosi, frustasi, mudah marah, dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya. Maka, ketika terjadi masalah, ia cenderung menghindarinya atau bahkan lari dari masalah, suka menyalahkan orag lain, dan apabila menghadapinya, ia lebih suka menggunakan solusi instan, sehingga tawuran dianggaplah menjadi solusi atas permasalahannya.


Baca juga: Dampak Tawuran antar Pelajar

 

b.    Krisis identitas

Krisis idetitas merupakan ketidakmampuan pelajar dalam mencari identitas diri. Identitas yang dicari remaja atau pelajar adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan membentuk kepribadiannya. Jika ia tidak mampu menginternalisasi nilai-nilai positif dalam diri, tidak dapat mengidentifikasi figur ideal yang ia kagumi, maka akan berakibat buruk, yaitu munculnya penyimpangan perilaku yang memungkinkan ia melanggar norma atau bahkan melakukan tawuran.


Baca juga: Tawuran Antar Pelajar

 

Untuk menemukan identitas diri yang dicari remaja, maka diperlukan bimbingan dan pengarahan yang benar, serta dukungan sosial yang cukup dari lingkungannya. Jika semua itu terpenuhi, maka pencarian identitas akan belangsung baik. Namun, jika tidak, maka yang terjadi adalah pelajar ini akan mencari identitas yang sesuai dengan trend yang berkembang dikalangan teman sebayanya. Maka yang terjadi adalah pengidentifikasian diri tersebut mengarah pada hal yang negatif mengikuti apa yang diyakini teman sebayanya.

 

c.    Tidak mampu menyesuaikan diri

Tawuran yang dilakukan pelajar biasanya juga dapat dipengaruhi oleh ketidakmampuannya menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang kompleks, seperti: perbedaan pandangan, budaya, ekonomi, dan berbagai perubahan di berbagai kehidupan lainnya yang beraneka ragam. Pelajar yang mengalami kondisi seperti ini akan lebih tergesa-gesa dalam mencari solusi permasalahannya tanpa berpikir dahulu konsekuensi dari apa yang akan diperbuatnya.

  2.    Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah factor dari lingkungan social pelajar yang mampu mempengaruhi para pelajar melakukan tawuran. Ada beberapa faktor eksternal yang melatarbelakangi para pelajar melakukan tawuran, yaitu:

a.    Lingkungan teman sebaya

Setiap perilaku pelajar yang merupakan para remaja adalah cerminan dari lingkungan pertemanannya. Para pelajar suka berkelompok karena mereka merasakan senasib. Perasaan senasib inilah yang membuat solidaritas pelajar semakin tinggi, sehingga menumbuhkan sifat yang fanatik dan simbolik. Mereka yang tidak memenuhi tuntutan solidaritas kelompoknya, akan disisihkan dan tidak terekrut dalam kelompok yang ada. Oleh karenanya, mereka harus menunjukkan eksistensi mereka. Metode simbolik yang ia tunjukkan untuk dapat diterima oleh kelompok yang ada, adalah melakukan tawuran, minuman keras, narkoba, dan lain sebagainya.   

 

b.    Lingkungan keluarga

Keluarga adalah tempat pendidkan pertama kali bagi pelajar, sehingga sangatlah mempengaruhi sikap dan perilakunya. Pendidikan keluarga yang salah, misalnya: selalu dimanja dengan memberikan kebebasan tanpa dikontrol, terlalu dikekang, kurangnya pendidikan moral dan agama, kurangnya perhatian dari keluarga, atau bahkan adanya penolakan terhadap eksistensi anak, dapat menjadi pemicu bagi pelajar untuk malakukan tawuran. Selain itu, suasana keluarga yang tidak menyenangkan, hubungan yang kurang harmonis, tidak adanya komunikasi yang baik, bahkan perselisihan antar anggota keluarga dapat menumbuhkan bahaya psikologis bagi para pelajar.yang dapat menjadi pemicu mereka melakukan tindakan negatif, diantaranya adalah tawuran. 

c.    Lingkungan sekolah

Lingkungan sekolah yang tidak dapat merangsang pelajar untuk belajar dan pegajarannya yang kurang berkualitas, juga dapat menjadi pemicu pelajar melakukan hal negatif, diantaranya adalah tawuran. Suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan, tidak adanya fasilias praktikum yang memadai, serta kurangnya kesabaran guru dalam menghadapi pelajar sehinga sering menunjukkan kemarahan, juga dapat menjadi penyebab para pelajar melakukan kegiatan diluar sekolah bersama teman-temannya yang kemungkinan terjerumus pada tindakan negatif.


Dengan memahami penyebab tawuran antar pelajar, kita dapat berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan damai. Tawuran antar pelajar adalah masalah yang serius, tetapi berawal dari upaya diri yang baik, kita dapat menguranginya sehingga terciptalah lingkungan pendidikan yang lebih positif bagi semua pelajar.

2 Responses to "Penyebab Tawuran antar Pelajar"

  1. Semoga artikelnya bermanfaat

    BalasHapus
  2. Ayo kita bersama-sama utk beruasaha mengurangi tawuran antar pelajar

    BalasHapus

Recent Posts