Dalil Menjaga Lisan |
Dalil Naqli Menjaga Lisan
Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan kepada manusia oleh Allah Swt. Dalam Islam, menjaga lisan merupakan kewajiban yang sangat penting. Rasulullah Saw. dan al-Quran telah memberikan banyak dalil yang menggarisbawahi pentingnya menjaga lisan dan menghindari perkataan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Artikel ini akan membahas dalil-dalil tersebut dan menguraikan mengapa menjaga lisan begitu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Apa itu Lisan?
Dalil
al-Qur’an tentang Menjaga Lisan
Dalam Al-Quran, Allah Swt. memberikan banyak petunjuk tentang
bagaimana kita seharusnya berbicara dan berkomunikasi. Salah satu ayat yang
sangat relevan adalah Surat al-Isra’/17:53 yaitu:
وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُوْلُوا
الَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ اِنَّ
الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوًّا مُّبِيْنًا ٥٣
Artinya: Katakan
kepada hamba-hamba-Ku supaya mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (dan
benar). Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. (Q.S. al-Isra’/17:53)
Baca juga: Menjaga Lisan
Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu berbicara dengan kata-kata yang lebih baik dan menghindari kata-kata yang bisa menimbulkan permusuhan. Ini adalah salah satu dalil yang menunjukkan pentingnya menjaga lisan.
Baca juga: Sumber-sumber Informasi Lisan
Firman Allah yang lain berkaitan dengan pentingnya menjaga lisan adalah Surat al-Hujurat ayat 12 yang melarang perbuatan ghibah karena merupakan salah satu dosa besar dalam Islam, yaitu menggunjing atau menggosip tentang orang lain di belakang mereka. al-Quran dengan tegas mengingatkan kita tentang bahayanya berikut ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا
اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا
تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ
اَحَدُكُمْ اَنْ
يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ
اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak
prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian
yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya
Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (QS. al Hujurat/49: 12)
Ini adalah satu lagi contoh bagaimana al-Quran mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan menghindari perkataan yang merugikan orang lain.
Baca juga: Penerapan Tatakrama dalam Berkomunikasi Lisan
Hadis tentang Menjaga Lisan
Dalam ajaran Islam, terdapat banyak hadis yang menekankan
pentingnya menjaga lisan. Hadis ini mengingatkan umat Islam untuk berbicara
dengan kata-kata yang baik dan menjaga diri dari perkataan yang dapat menyakiti
orang lain.
1. Hadis Tentang Berbicara dengan Baik
Rasulullah SAW
adalah contoh teladan bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, termasuk
dalam berbicara. Beliau bersabda dalam salah satu hadisnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَّلَمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِااللِّٰهِ وَالْيَوْمِ الْأٰخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ (رواه البخارى ومسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia
berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini
menekankan pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik. Jika tidak bisa
berbicara dengan baik, lebih baik untuk diam. Ini adalah bagian dari ajaran
yang menekankan pentingnya berbicara dengan baik dan bijaksana serta
menghindari perkataan yang bisa merugikan atau menyakiti orang lain.
Pesan ini mengajarkan bahwa sebagai seorang yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, seseorang seharusnya berbicara dengan sopan, jujur, dan
bijaksana. Jika tidak ada yang baik atau positif yang bisa dikatakan, maka
lebih baik untuk tetap diam daripada mengucapkan kata-kata yang buruk atau
merugikan.
2. Hadis Tentang Berkata Jujur
Salah satu hadis
tentang kejujuran yang terkenal dalam Islam adalah hadis dari Nabi Muhammad Saw.
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Berikut adalah hadis
tersebut dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia:
عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلىَ الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى اِلىَ الْجَنَّةِ وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ صِدِّيْقًا, وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى اِلىَ الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ كَذَّابًا (رواه مسلم)
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “ Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu derdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta (H.R. Muslim).
Hadis ini menggarisbawahi pentingnya kejujuran dalam Islam dan
bahwa kejujuran merupakan jalan menuju kebaikan dan surga, sementara kebohongan
membawa kepada kefasikan dan neraka.
3. Hadis Tentang Menjaga Rahasia
Rasulullah Saw. juga mengajarkan pentingnya menjaga rahasia orang lain. Beliau bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ لَا يَظْهَرُ السَّرِيرَةَ لَا يَفْضَحُهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Dari Abu Hurairah ra.
Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang
tidak menjaga rahasia seseorang, Allah tidak akan menyembunyikan aibnya pada
Hari Kiamat."
Itulah beberapa dalil yang menguatkan tentang pentingnya
menjaga lisan. Semoga kita mampu menata
hati kita, lisan kita dengan sifat-sifat yang baik dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga umat Islam dapat membentuk masyarakat yang lebih jujur, dapat diandalkan,
dan harmonis.
0 Response to "Dalil Menjaga Lisan "
Posting Komentar