Pengertian Jujur dan Dalilnya |
Pengertian Jujur dan Dalilnya
Kejujuran merupakan satu sikap yang dapat mengantarkan kita kepada kebagahiaan. Dengan bersikap jujur, kita akan merasakan ketenangan jiwa dan ketenangan hidup. Tetapi sayang, saat ini banyak orang yang tidak menerapkan jujur dalam perilaku sehari-hari. Banyak anak yang berbohong kepada orang tua, siswa yang berbohong kepada gurunya, seorang bawahan berbohong kepada atasannya ataupun sebaliknya. Bahkan kebohongan juga dilakukan oleh wakil rakyat di Negara kita. Kita melihat banyak sekali para pejabat yang tertangkap karena korupsi, banyak wakil rakyat yang hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, padahal mereka semua dipilih untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, tetapi yang dilakukan ternyata membobongi kepercayaan rakyat.
Baca juga: Cara Menumbuhkan Perilaku Jujur
Jujur memang susah. Ketika kita mau jujur, ada saja godaan syetan untuk mejerumuskan kita kepada kebohongan. Tetapi yang harus kita lakukan adalah melawan godaan tersebut. Yakinlah bahwa kita bisa melakukannya. Jujur merupakan salah satu sikap yang amat berharga dalam kehidupan umat manusia. Allah Swt. menyatakan bahwa di akhirat nanti akan menjadi kenyataan, siapa yang jujur dan siapa yang curang. Orang yang jujur akan menerima pahala, sedangkan orang yang curang dan berkhiyanat akan menerima azab yang pedih. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan kepada umatnya untuk selalu menerapkan jujur terhadap sesama umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Jujur
Apakah kamu sudah tahu arti jujur? Kata jujur sebenarnya sudah tidak
asing bagi kita lagi, karena hampir setiap hari mendengar kata jujur. Salah
satu cara agar kita bisa menjaga kepribadian manusia, sebagai makhluk yang
lebih mulia daripada makhluk-makhluk lainnya adalah dengan senantiasa berbuat
jujur, baik dalam ucapan, sikap serta tindakan.
Baca juga: Contoh Perilaku Jujur dalam KehidupanSehari-hari
Pertanyaannya adalah apa pengertian jujur dan bagaimana dalil naqlinya?
Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Jujur lawannya dusta.
Jujur berarti keselarasan antara berita dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau
berita sesuai dengan keadaan yang ada, maka dikatakan benar atau jujur, tetapi
kalau tidak, dikatakan dusta.
Dalil Jujur
Dalil tentang jujur terdapat dalam Q.S. ali Imran/3: 77 adalah sebagai berikut:
Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan
janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak
memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan
memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. (Q.S. ali Imran/3: 77).
Dalam ayat ini, Allah Swt. menjelaskan bahwa tuntunan fitrah dan agama
adalah janji-janji Allah Swt. yang telah diakui oleh akal dan mewajibkan
manusia untuk melaksanakannya. Sayangnya, sekelompok manusia telah melanggar
janji ini. Mereka lebih mengutamakan hawa nafsu daripada kehendak Allah Swt.
perilaku ini akan mendatangkan kemurkaan Allah Swt. dan kemurkaan itu akan
sebanding dengan tingkat pengingkaran yang dilakukan manusia. Tapi yang lebih
penting lagi, perilaku ini menjauhkan manusia dari kemurahan Allah Swt. Padahal
dihari kiamat semua manusia membutuhkan kemurahan Allah.
Baca juga: Hikmah Perilaku Jujur
Dari ayat ini terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik yaitu: pertama
adalah melanggar perjanjian dan sumpah menyebabkan keluar dari agama dan masuk
ke dalam api neraka. Kedua adalah menjaga amanah adalah perjanjian Allah
sebagai satu perjanjian yang harus dipelihara.
Baca juga: Akibat Tidak Jujur dan Cara Mengatasinya
Allah Swt. juga berfirman dalam Q.S. at-Taubah/9: 119 yang menjelaskan
tentang kejujuran.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersa-malah kamu dengan orang-orang yang benar. (Q.S. at-Taubah/9: 119)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada
orang-orang yang beriman agar bertaqwa, yaitu menjalankan segala perintah Allah
dan menjahui segala larangan-Nya. Kemudian Allah Swt. memerintahkan agara
bersama dengan orang-orang yang benar. Maksudnya adalah bahwa dalam mencari
teman kita harus memilih mana teman yang baik yang nantinya membawa kebaikan
dunia dan akhirat dan mana teman yang jelek yang bisa menyesatkan kehidupan
dunia dan akhirat. Oleh karena itu kalau ada teman yang baik lekaslah anda
dekati, tetapi kalau ada teman yang jelek lekaslah anda jahui.
Sikap jujur merupakan ciri-ciri orang yang beriman sedangkan lawannya
adalah dusta merupakan sifat orang yang munafik. Nabi Muhammad saw. menjelaskan ciri-ciri
orang munafik sebagaimana dalam hadisnya yang berbunyi:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ اٰيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ
وَإِذَا أْتُمِنَ خَانَ (رواه البخارى)
Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw. bersabda, tanda-tanda
orang munafiq ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia
mengingkari, dan jika dia diberi amanah dia berkhianat (H.R. al Bukhari).
Hadis di atas merupakan hadis ciri-ciri orang munafik. Orang munafik
adalah orang yang lahirnya beriman padahal hatinya kufur. Melalui hadis di atas
seluruh umat Islam senantiasa diperingatkan dan patutlah untuk berhati-hati
agar tidak termasuk golongan orang munafik, karena orang munafik pada dasarnya
adalah orang-orang yang ingkar pada Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Orang-orang munafik biasanya kalau berbicara selalu tidak sesuai dengan
kenyataannya, apabila dia memiliki janji, tidak pernah ditepati, dan apabila dia mendapatkan amanah, dia tidak
pernah menjalankan amanah tersebut dengan baik, oleh karena itu Allah Swt.
sangat murka terhadap orang-orang munafik.
Selain dalil naqli dari al-Qur’an, dalam hadis juga disebutkan sebagai
berikut:
عَنْ عَبْدِ اللّٰهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ
رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ
فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلىَ الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى اِلىَ
الْجَنَّةِ وَمَايَزَالُ
الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللّٰهِ صِدِّيْقًا, وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ
يَهْدِى اِلىَ الْفُجُوْرِ وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِى اِلىَ النَّارِ
وَمَايَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ
اللّٰهِ كَذَّابًا (رواه مسلم)
Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud ra., ia berkata: Rasulullah Saw.
bersabda: “ Wajib atas kalian berlaku jujur, karena sesungguhnya jujur itu
menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada
surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia
ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian
sifat dusta, karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan pelakunya kepada
keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api neraka. Seseorang
senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu derdusta sehingga ia ditulis
disisi Allah sebagai seorang pendusta
(H.R. Muslim).
Hadis di atas menjelaskan keharusan berlaku jujur dan dampaknya yaitu kejujuran akan membawa seseorang untuk selalu berbuat baik dan sudah barang tentu kebaikan adalah jalan untuk masuk surga. Dan menjelaskan keharusan untuk meninggalkan perbuatan dusta. Karena perbuatan dusta akan selalu membawa kejahatan dan kejahatan itu mengantarkan ke neraka. Kejujuran dan kedustaan, kedua-duanya dapat diusahakan oleh seseorang. Bila seseorang selalu berbuat jujur dan berusaha untuk jujur maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang paling jujur. Bila seseorang selalu berbuat dusta dan selalu berkeinginan untuk dusta maka akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta. Ingatlah bahwa jujur akan membawa mujur dan makmur.
0 Response to "Pengertian Jujur dan Dalilnya"
Posting Komentar