Rukun Haji

Rukun Haji
Rukun Haji

 

  Mengenal Rukun Haji: Pilar-pilar Penting dalam                    Perjalanan Spiritual

Haji, salah satu dari lima rukun Islam, adalah perjalanan spiritual yang mengikat bagi umat Muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Di balik keindahan ritual dan simbolisme yang melimpah, terdapat lima pilar utama yang membentuk inti dari ibadah haji, dikenal sebagai Rukun Haji. Mari kita menjelajahi setiap rukun ini dan memahami pentingnya dalam perjalanan ke Ka'bah, tempat suci umat Islam.

Baca juga: Syarat, Wajib, dan Tata Cara Haji

Haji adalah kewajiban agama yang dilakukan sekali seumur hidup oleh setiap Muslim yang mampu secara finansial dan fisik. Perjalanan ini mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam perjalanan mereka menuju kota suci Mekah, tempat dimana mereka diperintahkan untuk membangun Ka'bah oleh Allah. Setiap tahun, lebih dari dua juta umat Muslim dari berbagai negara dan latar belakang budaya berkumpul di Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.

Baca juga: Perbedaan Haji dan Umrah

Haji bukanlah sekadar rangkaian ritual, tetapi juga sarat dengan simbolisme yang mendalam. Tidak hanya melambangkan kesatuan umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan, kesabaran, dan pengorbanan dalam perjalanan hidup. Puncak dari perjalanan haji adalah Tawaf, mengelilingi Ka'bah tujuh kali, yang menggambarkan kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Baca juga: Hikmah Haji

Haji mengajarkan banyak pelajaran berharga kepada para pelakunya. Pertama-tama, ia mengajarkan tentang persaudaraan universal di antara umat Islam, menghapus batas-batas geografis dan budaya. Ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kesederhanaan dalam kehidupan, karena haji membatasi peserta untuk meninggalkan semua kemewahan dan mengenakan pakaian yang sederhana, menunjukkan bahwa di hadapan Allah, semua orang sama.

          Baca juga: Doa Haji Mabrur

Meskipun haji adalah kewajiban yang hanya dilakukan sekali seumur hidup, maknanya melampaui perjalanan fisik itu sendiri. Ia mengajarkan umat Muslim untuk menjaga kesucian hati dan pikiran, untuk berbagi dengan sesama, dan untuk memperbaiki perilaku mereka. Haji juga mengingatkan kita akan pentingnya pengampunan dan permohonan maaf, karena di sinilah ribuan orang berdoa untuk pengampunan dosa mereka dan menerima kembali spiritualitas yang diperbarui.

Haji adalah lebih dari sekadar perjalanan fisik ke Mekah; ia adalah perjalanan spiritual yang memperdalam iman, kesabaran, dan ketekunan seseorang. Dengan mengikuti jejak Nabi Ibrahim dan keluarganya, umat Islam memperoleh pelajaran berharga tentang persaudaraan, kesederhanaan, dan ketaatan kepada Allah. Dengan merenungkan makna haji dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadikan nilai-nilai dan pelajaran yang diperoleh dari haji sebagai panduan untuk hidup yang lebih baik dan lebih berarti.

Ibadah haji adalah ibadah yang diperintahkan Allah SWT. Kepada umat muslim yang sudah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Pelaksanaan jenis ibadah ini juga ada aturannya baik berkenaan dengan tempat maupun waktu sekaligus praktik-praktik dilapangan. Marilah dalam bab ini kita pelajari tentang bagaimana tata cara ibadah haji agar kita mampu memahami sepenuhnya.

A.   Sejarah Ibadah Haji

Mengapa ada ibadah haji? Bagaimana awal mulanya ibadah ini?. Sebenarnya ibadah haji sudah lama disyari’atkan oleh Allah dan telah dilaksanakan umat manusia sejak zaman Nabi Ibrahim sebagai abul anbiya’’ (bapaknya para Nabi). Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim untuk membangun Baitul Haram (Ka’bah) di Makkah, agar orang-orang melakukan tawaf disekeliling Baitul Haram tersebut dengan menyebut nama Allah. Kebiasaan beliau berhaji tersebut kemudian dilanjutkan oleh anak keturunannya sepeninggal Nabi Ibrahim as.

Seiring berjalannya waktu, praktek pelaksanaan haji tersebut banyak yang menyimpang dari syari’at Nabi Ibrahim as. Pada musim haji, mereka mengadakan festival dan kegiatan seperti kompetisi syair dengan memajang puisi-puisi yang terkenal pada dinding Ka’bah dan menaruh berbagai berhala disekeliling Ka’bah untuk disembah. Keadaan menyedihkan ini berlanjut selama hampir dua puluh lima abad.

Kedatangan Nabi Muhammad yang membawa risalah islam mampu membebaskan Ka’bah dari ritual kaum paganis penyembah berhala dan menyempurnakan syari’at Allah SWT, serta menunjukkan cara pelaksanaan ibadah haji yang benar dan bersih dari kemusyrikan. 

B.   Pengertian Ibadah Haji

Tahukah kamu, apakah ibadah haji itu? Dan bagimanakah tata cara melaksanakannya? Secara bahasa, haji dapat diartikan dengan sengaja-menyengaja maksudnya adalah tujuan menuju atau mengunjungi. Sedangkan menurut istilah, haji adalah sengaja mengunjungi Makkah (Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah-ibadah tertentu pada bulan yang telah ditentukan (bulan Dzulhijjah) dengan mengharap keridhaan Allah. Ibadah haji merupakan rukun islam yang ke lima dan wajib hukumnya bagi orang yang mampu menunaikannya. Keutamaan haji banyak disebutkan dalam Al Qur’an antara lain:

              Artinya:  Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.(Qs. Ali Imran/3: 97).



            Artinya:Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang Telah ditentukan atas rezki yang Allah Telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.(Qs. Al Hajj/22: 27-28).

 

Dalam hadis, Rasul menegaskan bahwa ibadah haji merupakan pilar-pilar agama islam:

بُنِيَ الْاِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللّٰهِ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّٰهِ وَإِقَام االصَّلَاةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانِ (رواه البخارى ومسلم)

Artinya: Islam itu didirikan atas lima pilar: syahadat tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah, mendirikan salat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan puasa dibulan Ramadhan (HR. Bukhari dan Muslim). 

C.   Macam-macam Haji

Ada beberapa jenis haji, yaitu:

1.     Haji Ifrad

Haji ifrad artinya menyendirikan. Maksudnya adalah antara ibadah haji dan umrah dilaksanakan sendiri-sendiri. Dalam hal ini, ibadah hajilah yang didahulukan. Artinya, disaat calon haji mengenakan pakaian ihram di miqatnya, maka ia berniat melaksanakan ibadah haji lebih awal. Setelah ibadah haji selesai dilaksanakan, kemudian ia kembali mengenakan ihram untuk melaksanakan ibadah umrahnya.

2.     Haji Tamattu’

Haji tamattu’ artinya bersantai.  Yakni melaksanakan ibadah umrah terlebih dahulu di bulan-bulan haji, kemudian bertahallul. Lalu, dilanjutkan dengan mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, tentu dilaksanakan pada tahun itu juga.

3.                3. Haji Qiran

Haji qiran artinya menggabungkan atau menyatukan. Maksudnya adalah menggabungkan atau menyatukan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran ini dilakukan dengan tetap berpakaian ihram, yaitu sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, walaupun waktunya cukup lama. 

D.   Rukun Haji

Rukun haji adalah kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Jika tidak dikerjakan, maka hajinya tidak sah. Adapun rukun haji adalah:

1.     Ihram (berniat mengerjakan ibadah haji)

Pernyataan ini dilakukan saat mulai mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umrah di Miqat. Larangan saat ihram antara lain:

·      Tidak boleh memotong dan mencabut rambut, memotong kuku, menggaruk sampai kulit terkelupas atau mengeluarkan darah.

·      Tidak boleh menggunakan wangi-wangian (parfum), termasuk parfum yang ada pada sabun.

·           Tidak boleh bertengkar, adu mulut, apalagi sampai adu fisik.

·           Tidak boleh bermesraan, walaupun dengan istri.

·           Tidak boleh berhubungan suami istri (berjima’).

·           Tidak boleh berkata tidak baik, berkata porno, jorok, atau mencaci.

·           Tidak boleh menikah atau menikahkan.

·           Tidak boleh berburu atau membantu berburu.

·       Tidak boleh membunuh binatang (kecuali mengancam jiwa), memotong atau mencabut tumbuhan, dan segala hal yang mengganggu kehidupan makhluk.

·         Tidak boleh menggunakan make-up, berhias.

·        Pria tidak boleh: memakai penutup kepala, memakai pakaian berjahit dan tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki.

·      Wanita tidak boleh: menutup wajah dan memakai sarung tangan sehingga menutup telapak tangan.

2.     Wukuf di Padang Arafahyakni berdiam diri dan berdo’a di padang arafah pada waktu yang telah ditentukan, yaitu pada waktu zuhur tanggal 9 Dzulhijjah  sampai tenggelamnya matahari (masuk waktu maghrib).

3.   Thawaf, yakni mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali dimulai dari hajar aswad. Thawaf ifadah ini dilakukan setelah melempar jumrah aqabah. Syarat melakukan thawaf adalah: menutup aurat, suci dari hadas dan najis, ka’bah hendaknya disebelah kiri. 

Ada berbagai macam  thawaf antara lain:

 ·        Thawaf Qudum, thawaf ketika baru tiba dan ini khusus bagi haji ifrad. Thawaf Qudum hukumnya sunnah.

·           Thawaf Ifadah, thawaf sebagai rukun haji.

·           Thawaf Tatawwu’, hukum dari melakukan thawaf ini adalah sunnah.

·           Thawaf Nazar, thawaf yang dinazarkan.

·           Thawaf Wada’ thawaf perpisahan.

4.   Sa’i, berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah thawaf ifadah. Jarak antara kedua bukit ini sekitar 405 meter.

5.   Tahallul, bercukur atau menggunting rambut setelah melaksanakan sa’i.

6.   Tertib, mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal.

Rukun haji adalah pilar-pilar penting yang membentuk inti dari ibadah haji. Dari ihram yang menandai komitmen spiritual hingga tawaf wada' yang menandai perpisahan dengan Ka'bah, setiap rukun memiliki makna dan simbolisme yang mendalam dalam perjalanan spiritual seorang Muslim. Dengan memahami dan melaksanakan setiap rukun dengan penuh pengabdian, umat Islam dapat merasakan keberkahan dan pencerahan yang dijanjikan oleh ibadah haji.

0 Response to "Rukun Haji"

Posting Komentar

Recent Posts